• Dari Rongsokan Menjadi Keindahan

    Mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas. –Mikha 4:3


    Baca: Mikha 4:1-5


    Istri saya, Miska, mempunyai seuntai kalung dan sepasang anting-anting bundar dari Etiopia. Kesederhanaan rancangannya yang elegan menunjukkan gaya seni yang autentik. Namun, yang paling mencengangkan dari aksesori tersebut adalah kisah di baliknya. Akibat berlangsungnya konflik yang ganas dan perang saudara yang berkecamuk selama puluhan tahun, tanah Etiopia dipenuhi selongsong bekas peluru dan proyektil di mana-mana. Dalam tindakan yang melambangkan harapan, orang-orang Etiopia menelusuri tanah yang telah gosong dan membersihkan rongsokan sisa perang. Lalu, para seniman membuat kerajinan berupa perhiasan dari sisa-sisa selongsong peluru tadi.


    Ketika mendengar kisah tersebut, saya seolah mendengar gema suara Nabi Mikha yang dengan lantang menyatakan janji Allah. Suatu hari, sang nabi menyerukan, orang-orang akan “menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas” (4:3). Karena perbuatan Allah yang dahsyat, alat yang biasa dipakai untuk membunuh dan melukai diubah menjadi alat yang berguna untuk memelihara kehidupan. Pada hari kedatangan Tuhan, Nabi Mikha menegaskan, “bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang”(ay. 3).


    Seperti halnya pada zaman dahulu, pernyataan Mikha mungkin sulit untuk dibayangkan penggenapannya pada masa kini. Seperti bangsa Israel di masa silam, kita pun bergumul dengan kekerasan dan peperangan, dan tampaknya mustahil dunia ini akan berubah. Namun, Allah berjanji kepada kita bahwa oleh belas kasihan dan pemulihan-Nya, hari yang menakjubkan itu akan tiba. Karena itu, penting bagi kita untuk mulai menghidupi kebenaran ini sekarang juga. Saat ini pun, Allah dapat menolong kita untuk melakukan karya-Nya, mengubah rongsokan menjadi keindahan.


    Oleh: Winn Collier


    Renungkan dan Doakan

    Pernahkah Anda melihat kejahatan diubahkan oleh kasih Allah? Bagaimana Anda mengubah rongsokan menjadi keindahan?


    Ya Allah, ubahkanlah dunia kami. Pakailah diriku dalam karya-Mu untuk membawa keindahan bagi dunia ini.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Nama Mikha memiliki arti “siapakah yang seperti Allah?” Frasa ini merupakan ungkapan dalam bahasa Ibrani yang sering digunakan di sepanjang Perjanjian Lama untuk menggambarkan sejumlah aspek unik dari karakter Allah. Nabi Mikha sendiri menggunakan frasa ini dalam Mikha 7:18, dengan berkata, “Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?” Karakter utama Allah adalah kasih dan rahmat-Nya yang rela mengampuni, didorong oleh kesabaran-Nya dalam memelihara umat kepunyaan-Nya. Frasa ini juga sering ditemukan dalam Mazmur (lihat Mazmur 71:19). Intinya adalah bahwa Allah Israel itu unik dan berbeda sama sekali dengan ilah-ilah bangsa lain yang berubah-ubah dan tidak dapat diduga, bahkan terkadang menuntut pengorbanan manusia (lihat 2 Raja-Raja 23:10). –Bill Crowder


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB