• Dewasa di dalam Yesus

    Justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. –2 Korintus 12:9


    Baca: 2 Korintus 12:6-10


    Ketika masih kanak-kanak, saya menganggap orang dewasa itu serba bijaksana dan tidak mungkin gagal. Saya pikir, mereka selalu tahu apa yang harus dilakukan. Suatu hari nanti, kalau sudah dewasa, aku juga akan selalu tahu apa yang harus dilakukan. Namun kenyataannya, “suatu hari” tersebut sudah datang bertahun-tahun lalu, dan saya belajar, berkali-kali, bahwa saya tidak selalu tahu apa yang harus dilakukan. Entah itu menghadapi penyakit yang diderita seorang anggota keluarga, masalah dalam pekerjaan, atau konflik dalam hubungan dengan seseorang, pengalaman-pengalaman tersebut telah mengenyahkan semua khayalan tentang kendali dan kekuatan yang saya miliki. Akhirnya, hanya satu hal yang bisa saya perbuat—menutup mata dan berbisik, “Tuhan, tolong. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.”


    Rasul Paulus memahami perasaan tidak berdaya semacam ini. “Duri” dalam hidupnya, yang bisa jadi adalah penyakit fisik, membuatnya begitu frustrasi dan menderita. Namun, justru lewat duri itulah Paulus mengalami kasih, janji, dan berkat Allah yang cukup baginya untuk bertahan dan mengatasi kesulitan-kesulitannya (2 Kor. 12:9). Ia belajar bahwa kelemahan dan ketidakberdayaan diri tidak sama dengan kekalahan. Ketika diserahkan kepada Allah di dalam iman, masalah-masalah tersebut menjadi sarana bagi-Nya untuk bekerja di dalam dan melalui keadaan-keadaan tersebut (ay. 9-10).


    Beranjak dewasa tidak selalu berarti bahwa kita mengetahui segalanya. Tentu kita bertambah bijak seiring dengan bertambahnya usia, tetapi pada akhirnya kelemahan kita sering kali menunjukkan bahwa kita sungguh-sungguh tidak berdaya. Kekuatan sejati kita ada di dalam Kristus: “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (ay. 10). Dewasa yang sesungguhnya berarti mengenal, mempercayai, dan mengandalkan kekuatan yang datang dengan kesadaran bahwa kita memerlukan pertolongan Allah.


    Oleh: Karen Huang


    Renungkan dan Doakan

    Pencobaan apa yang membuat Anda menyadari ketidakberdayaan Anda? Bagaimana Anda dapat taat kepada pimpinan Allah?


    Bapa Surgawi, terima kasih, karena Engkau telah menjadi andalan dan kekuatanku.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....


    WAWASAN

    Dalam 2 Korintus 10–13, Paulus membela otoritas rohaninya dari tuduhan para guru palsu (10:10; 11:12-14; 13:1-10). Dengan menyebut bahwa dirinya dipaksa oleh para pengkritik untuk “bermegah di dalam Tuhan” (10:17), Paulus secara terperinci menjelaskan banyaknya cara Allah menegaskan keotentikan pelayanannya. Tujuannya adalah untuk meyakinkan jemaat Korintus akan hal tersebut, supaya “kalau saya datang nanti, tidak usah saya bertindak keras terhadapmu dengan menggunakan kekuasaan yang diberikan Tuhan kepada saya . . . untuk membangun kalian” (13:10 BIMK).


    Barangkali karena guru-guru palsu berusaha mendasarkan otoritas mereka pada pengakuan telah mengalami penglihatan ilahi, Paulus mengungkapkan bahwa ia pernah mendapatkan penglihatan dari Allah (12:1-4). Namun, ia menekankan bahwa ia tidak diperbolehkan untuk menceritakan detailnya (ay. 4). Alih-alih, “duri di dalam daging” yang tidak dijelaskan (ay. 7) menjadi cara Allah untuk mengajarinya bahwa kuasa Kristus akan dialami bukan melalui peninggian diri, melainkan lewat penderitaan dan kelemahan (ay. 9-10). –Monica La Rose


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB