Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. –Yohanes 15:13
Baca: Yohanes 15:9-17
Ia dicintai semua orang—itulah kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan Don Guiseppe Berardelli dari Casnigo, Italia. Don sering berkeliling kota dengan sepeda motor tuanya dan senang menyapa siapa saja dengan “salam damai dan kebaikan.” Ia bekerja tanpa kenal lelah untuk kebaikan orang lain. Namun, pada tahun-tahun terakhir hidupnya, ia mengalami gangguan kesehatan yang semakin parah ketika ia terinfeksi virus Corona. Melihat keadaan itu, komunitasnya membelikan sebuah alat bantu pernapasan baginya. Namun, ketika kondisinya memburuk, ia justru menolak menggunakan alat itu, dan memilih menyerahkan alat itu untuk digunakan oleh pasien lain yang lebih muda. Penolakan Don tidak mengherankan mereka yang mengenalnya, karena memang itulah karakternya sebagai seseorang yang dicintai dan dikagumi karena kasihnya kepada orang lain.
Dikasihi karena mengasihi—itulah pesan yang terus digemakan Rasul Yohanes dalam kitab Injil yang ditulisnya. Dikasihi dan mengasihi orang lain itu bagaikan lonceng gereja yang terus berdentang siang malam, bagaimanapun cuacanya. Kemudian, dalam Yohanes 15, poin ini seakan mencapai puncaknya, karena Yohanes dengan jelas menyatakan bahwa kasih yang terbesar dialami bukan ketika kita dikasihi semua orang, melainkan dengan mengasihi semua orang: dengan “memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (ay. 13).
Kisah-kisah tentang kasih manusia yang rela berkorban selalu membuat kita tergugah. Akan tetapi, semua itu tidak terbandingkan dengan kasih Allah yang agung. Janganlah kita juga melewatkan tantangan yang menyertainya, karena Yesus memberi perintah: “[Hendaklah] kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (ay. 12). Mari mengasihi semua orang.
Oleh: John Blase
Renungkan dan Doakan
Dikasihi semua orang dan mengasihi semua orang. Apakah terkadang Anda salah memahami kedua hal tersebut? Ya atau tidak, dan mengapa? Seperti apa contoh memberikan nyawa kita bagi seorang sahabat di masa sekarang?
Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk mengasihi sesamaku, seperti Engkau mengasihiku.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Beberapa jam sebelum disalibkan, Tuhan Yesus memberikan sebuah perintah baru kepada kita: “Kasihilah satu sama lain. Sama seperti Aku mengasihi kalian, begitu juga kalian harus saling mengasihi” (Yohanes 13:34 BIMK). Perintah saling mengasihi itu sendiri bukanlah hal baru. Dalam hukum Musa, umat Allah diperintahkan: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Imamat 19:18), yang Kristus ulangi sebagai hukum terbesar yang kedua (Matius 22:39). Namun demikian, yang Yesus perkenalkan adalah standar kasih yang baru, yang ditegaskan-Nya di Yohanes 15:12: “Kasihilah satu sama lain, sama seperti Aku mengasihi kalian ” (BIMK). Standarnya bukan lagi seberapa besar kita mengasihi diri kita sendiri, melainkan seberapa besar Yesus mengasihi kita. Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita (ay. 13). Dia meninggikan standar dari mengasihi diri sendiri kepada kasih-Nya yang rela berkorban. Yohanes lalu menulis, “Demikianlah kita ketahui kasih Kristus: yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita” (1 Yohanes 3:16). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar