Tidak adakah seorang yang menghukum engkau? –Yohanes 8:10
Baca: Yohanes 8:2-11
Seorang teman Maggie yang masih muda datang ke gereja dengan mengenakan busana yang minim. Memang tidak mengherankan, karena wanita itu seorang PSK. Ia terlihat duduk gelisah sepanjang ibadah, menarik-narik roknya yang terlalu pendek dan kemudian melipat kedua tangannya dengan gugup.
Maggie dengan cepat mengalihkan perhatian temannya dari cara berpakaiannya, dan bertanya, “Kau kedinginan? Ini, pakai saja selendangku.”
Maggie telah memperkenalkan belasan orang kepada Yesus dengan cara mengundang mereka beribadah di gereja dan membantu mereka merasa nyaman. Injil pun terpancar indah lewat pendekatannya yang ramah dan perlakuannya yang menjunjung martabat setiap orang.
Ketika seorang wanita diseret para pemuka agama ke hadapan Yesus dengan tuduhan perzinaan yang sangat berat (dan akurat), Dia tidak langsung berurusan dengannya. Setelah membuat para penuduh tadi pergi dari sana, sebenarnya Yesus bisa saja menegur wanita itu. Namun, yang Dia lakukan justru mengajukan dua pertanyaan sederhana, “Di manakah mereka?” dan “Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” (Yoh. 8:10). Tentu saja jawaban dari pertanyaan terakhir tadi adalah tidak. Yesus pun memberikan kabar baik kepadanya lewat satu pernyataan singkat, “Aku pun tidak menghukum engkau,” dilanjutkan dengan seruan: “Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” (ay. 11).
Janganlah kita meremehkan kekuatan kasih yang tulus bagi orang lain—kasih yang tidak menjatuhkan kecaman, melainkan menjunjung martabat semua orang dan menyalurkan pengampunan bagi mereka.
Oleh: Tim Gustafson
Renungkan dan Doakan
Apa reaksi Anda, saat melihat seseorang menjalani gaya hidup yang tercela? Siapa yang dapat Anda undang ke gereja minggu ini, dan bagaimana Anda dapat membuat mereka datang?
Allah yang penuh rahmat, ampunilah aku yang sering bersikap menghakimi terhadap sesamaku. Tolonglah aku untuk menunjukkan kasih dan kebaikan-Mu kepada orang lain.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Dalam perikop mengenai Yesus dan perempuan yang kedapatan berbuat zina dalam Yohanes 8:2-11, para pemuka agama mencoba menjebak-Nya dalam sebuah dilema (situasi yang menghadapkan kita pada dua pilihan, tetapi kedua-duanya salah). Jika Dia memaklumi dosa perempuan itu, maka Dia akan dianggap melawan hukum Taurat Musa dan disebut sebagai guru palsu. Akan tetapi, jika Dia menyuruh orang melempari perempuan itu dengan batu sampai mati, ini berarti Dia melawan hukum Romawi—karena hanya pemerintah Romawi yang dapat menjatuhkan hukuman mati. Alih-alih mengambil salah satu pilihan, Dia memilih opsi ketiga, yaitu balik menguji para pemuka agama itu dan menunjukkan belas kasihan kepada perempuan tersebut. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar