Abraham menamai tempat itu: “Tuhan menyediakan.” –Kejadian 22:14
Baca: Kejadian 22:1-3, 6-12
Terlahir di sebuah peternakan, Judson Van DeVenter belajar melukis, mempelajari seni, dan kemudian menjadi guru kesenian. Namun, Allah mempunyai rencana yang lain bagi hidupnya. Teman-teman Judson menikmati pelayanannya di gereja, dan mereka mendorongnya terlibat dalam penginjilan. Judson juga merasa Allah memanggilnya, tetapi sulit baginya untuk melepaskan kesenangannya mengajar kesenian. Ia pun bergumul dengan Allah, tetapi “akhirnya”, ia menulis, “saat yang sangat penting dalam hidupku telah tiba, dan aku berserah penuh.”
Kita mungkin tidak dapat membayangkan betapa hancurnya hati Abraham ketika Allah memerintahkannya untuk mempersembahkan Ishak, putranya. Saat kita membaca Allah berkata, “Persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran” (Kej. 22:2), kita mungkin bertanya pada diri sendiri, hal berharga apa yang Allah minta untuk kita persembahkan? Meski kita tahu bahwa akhirnya Allah melepaskan Ishak (ay. 12), intinya jelas: Abraham bersedia menyerahkan hal yang paling berharga baginya. Ia mempercayai Allah akan menyediakan di saat ia menjawab panggilan yang teramat sulit baginya.
Kita sering mengaku mengasihi Allah, tetapi apakah kita bersedia mengorbankan hal yang paling berharga bagi kita? Judson Van DeVenter mengikuti panggilan Allah untuk terlibat dalam penginjilan, dan kemudian menulis himne favorit, “I Surrender All” (Berserah kepada Yesus, Kidung Jemaat No. 364). Di kemudian hari, Allah memanggil Judson untuk kembali mengajar. Salah satu muridnya adalah seorang pemuda bernama Billy Graham.
Rencana Allah bagi hidup kita memiliki maksud yang tidak dapat kita bayangkan. Dia rindu kita bersedia menyerahkan apa yang paling kita sayangi. Setidaknya itulah yang dapat kita lakukan, karena Allah sendiri telah menyerahkan Anak-Nya yang tunggal bagi kita.
Oleh: Kenneth Petersen
Renungkan dan Doakan
Apa panggilan Allah bagi hidup Anda? Apa yang mungkin perlu Anda korbankan bagi-Nya?
Allah yang baik, aku bergumul untuk sepenuhnya menyerahkan hidupku kepada-Mu. Tolonglah aku untuk percaya kepada-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
“Gema Injil” yang kita jumpai di Kejadian 22 patut diperhatikan. Abraham mengambil anak tunggal yang ia kasihi dan mengorbankannya di suatu gunung (ay. 2). Meski Ishak dilepaskan (ay. 8,13-14), Anak tunggal Allah sendiri menjadi Anak domba yang dikorbankan untuk menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29; 3:16). Paulus menulis di Roma 8:32, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” Allah Bapa memberi; Yesus Sang Anak memberi; orang percaya mengikuti teladan Bapa dan Yesus dengan memberi diri sepenuhnya. –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar