• Pentingnya Pilihan Hidup

    Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. –Amsal 14:12

    Baca: Amsal 14:8-12

    Pendeta Damian berencana untuk melawat dua orang yang sudah sekarat di rumah sakit. Masing-masing dari mereka telah memilih jalan hidup yang berbeda. Di suatu rumah sakit dirawat seorang wanita yang sangat dicintai oleh keluarganya. Pelayanan tanpa pamrih yang selama ini dilakukan wanita itu membuatnya disayang banyak orang. Saudara-saudari seiman berkumpul di sekelilingnya untuk menaikkan penyembahan, doa, serta harapan mereka kepada Allah. Di rumah sakit yang lain, kerabat dari salah seorang jemaat Pendeta Damian juga tengah meregang nyawa. Kekerasan hati pria itu telah membawanya kepada kehidupan yang sama kerasnya, dan keluarganya yang berantakan harus menanggung dampak dari keputusan dan kesalahannya yang buruk. Perbedaan besar dari kedua situasi tersebut mencerminkan betapa kontrasnya cara hidup mereka masing-masing.

    Orang-orang yang lalai untuk memikirkan arah hidup mereka sering kali terjebak dalam keadaan-keadaan yang sunyi, menyedihkan, dan menyesatkan. Amsal 14:12 mencatat bahwa “ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” Baik kita sudah tua atau masih muda, sakit atau sehat, kaya atau miskin—belum terlambat untuk meninjau kembali jalan hidup kita. Ke mana kita sedang menuju? Apakah jalan hidup kita memuliakan Allah? Apakah itu membantu atau justru menyimpangkan orang lain? Apakah itu jalan terbaik bagi orang yang percaya kepada Yesus?

    Pilihan-pilihan yang kita ambil dalam hidup memang penting. Allah akan menolong kita mengambil pilihan-pilihan yang terbaik saat kita berpaling kepada-Nya melalui Putra-Nya, Yesus Kristus, yang berkata, “Marilah kepada-Ku, . . . Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28).

    Oleh: Arthur Jackson

    Renungkan dan Doakan

    Adakah jalan hidup Anda yang perlu ditinjau ulang atau dikoreksi? Apa yang selama ini menghalangi Anda untuk meminta pertolongan Allah dan berani melakukan koreksi atas hidup Anda?

    Tuhan Yesus, Engkaulah sumber kehidupan kami. Berilah aku keberanian dan kekuatan untuk menyerahkan hidupku kepada-Mu serta melakukan hal-hal yang memuliakan-Mu.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Kitab Amsal sering mengulas tentang tiga kelompok besar manusia: bodoh, fasik, dan bijak. Dalam bacaan hari ini, kita melihat ketiganya. Orang bodoh mudah menjadi korban di tangan orang fasik. Namun, orang bijak dapat mengenali tipu daya dan membuat keputusan yang bijaksana dalam situasi sulit. Alasannya? Karena sikap awalnya adalah takut akan Tuhan dan mematuhi ajaran-Nya: “Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan” (Amsal 1:7) dan “permulaan hikmat” (9:10). Dalam Amsal 14 ini, terdapat serangkaian perbandingan yang kontras antara orang bijak (orang cerdik) dan orang bodoh (orang tak berpengalaman): “Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia” (ay. 2). Di ayat 8, “Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya.” Ayat 11 membedakan orang fasik dengan orang bijak: “Rumah orang fasik akan musnah, tetapi kemah orang jujur akan mekar.” –Tim Gustafson

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB