• Baru dan Pasti 2024-06-20

    Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi. –Ratapan 3:22-23

    Baca: Ratapan 3:19-26

    Selama tiga tahun, teman saya Susan tidak membeli apa pun bagi dirinya sendiri selain untuk kebutuhan rumah tangga. Pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi pendapatannya, dan ia kini menjalani hidup yang sederhana. “Suatu hari saat membersihkan apartemen, aku melihat betapa kumal dan usangnya barang-barangku,” ia bercerita. “Saat itulah aku rindu mempunyai barang-barang baru—sesuatu yang segar dan menyenangkan. Sekelilingku tampak usang dan tua. Rasanya tidak ada lagi yang kunanti-nantikan.”

    Susan mendapat kekuatan yang tidak disangka-sangka dari kitab yang bernama Ratapan. Kitab yang ditulis oleh Yeremia setelah Yerusalem jatuh ke tangan Babel itu menggambarkan penderitaan pedih yang dialami sang nabi dan bangsanya. Namun, di tengah dukacita dan keputusasaan, masih ada alasan yang pasti untuk berharap, yakni kasih Allah. “Tak habis-habisnya rahmat-Nya,” Yeremia menulis, “selalu baru tiap pagi” (Rat. 3:22-23).

    Susan diingatkan bahwa kasih Allah yang begitu kuat akan selalu diperbarui tiap hari. Saat keadaan hidup membuat kita merasa seolah tidak ada lagi harapan, kita dapat mengingat-ingat kesetiaan-Nya dan menanti-nantikan Dia untuk menyediakan apa yang kita butuhkan. Kita dapat berharap penuh kepada Allah, dengan mengetahui bahwa harapan kita takkan pernah sia-sia (ay. 24-25) karena pengharapan itu terjamin oleh rahmat dan kasih-Nya yang teguh.

    “Kasih Allah yang selalu baru itulah yang kunantikan setiap hari,” kata Susan. “Aku dapat memandang ke depan dengan penuh harapan.”

    Oleh: Karen Huang

    Renungkan dan Doakan

    Dalam situasi apa Anda pernah merasa tidak ada lagi harapan? Bagaimana janji kasih setia Allah yang “selalu baru tiap pagi” memberi Anda pengharapan?

    Ya Allah, terima kasih, karena setiap hari baru membawa serta kasih setia-Mu yang pasti dan tak berubah.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN

    Kitab Ratapan adalah salah satu kitab tergelap dalam Alkitab; isinya adalah tangis dan seruan hati Yeremia bagi bangsanya yang teraniaya. Namun, pada inti puisinya, kita menemukan pengharapan sejati. “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya” (3:22). Kitab ini juga ditutup dengan pengharapan, walau kita masih dapat merasakan keraguan Yeremia. Ia berseru, “Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa ke masa!” (5:19). Mungkin inilah penutup yang kita harapkan untuk kitab tersebut—dengan pernyataan tentang kemenangan yang tuntas. Namun, sang nabi menanyakan kepada Allah beberapa pertanyaan yang menghantui: “Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama?” (ay. 20). Meskipun Yeremia memohon, “Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN” (ay. 21), ia melakukannya dengan iman yang goyah. Ia justru menambahkan pertanyaan berikut: “Atau, apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? Sangat murkakah Engkau terhadap kami?” (ay. 22). Yeremia adalah nabi yang bergumul hebat dengan tragedi yang disaksikannya. –Tim Gustafson

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB