Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara. –Mazmur 68:7
Baca: Mazmur 68:3-6, 19
Saat pindah ke London untuk bekerja, Holly Cooke tidak memiliki teman seorang pun. Ia merasa sedih manakala akhir pekan tiba. Kota itu sendiri menduduki peringkat teratas dalam hal perasaan murung. Menurut survei global, 55 persen warga London menyebut diri mereka kesepian, jauh berbeda dari warga kota Lisbon, Portugal, yang hanya 10 persen.
Demi mendapat teman, Holly mengesampingkan rasa takutnya dan membentuk grup di media sosial yang diberi nama The London Lonely Girls Club (Klub Wanita Kesepian di London). Hingga saat ini ada sekitar 35.000 orang yang ikut bergabung. Grup tersebut mengadakan pertemuan kecil-kecilan beberapa minggu sekali dan menawarkan kegiatan piknik di taman, pelajaran seni, lokakarya membuat perhiasan, acara makan malam, bahkan sesi olahraga di tempat terbuka bersama anak anjing.
Masalah kesepian sudah ada sejak masa silam, demikian juga dengan Sang Penghibur bagi mereka yang merasa terkucil. Allah kita yang kekal, tulis Daud, “memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, Ia mengeluarkan orang-orang tahanan, sehingga mereka bahagia” (Mzm. 68:7). Kita mempunyai hak istimewa untuk meminta Allah mempertemukan kita dengan sahabat-sahabat seiman yang saleh. Kita bahkan bebas mengajukan permintaan itu kepada-Nya. “Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus” (ay. 6), tambah Daud. “Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita” (ay. 20).
Sungguh bahagia memiliki Yesus sebagai sahabat kita yang sejati! Dia mengaruniakan sahabat-sahabat setia bagi kita, dimulai dari diri-Nya sendiri yang hadir setiap saat. Kita dapat mengamini perkataan Holly, “Waktu yang dihabiskan bersama para sahabat membawa kelegaan bagi jiwa.”
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Apa yang Anda nikmati dari persahabatan dengan Yesus? Apa yang diajarkan-Nya kepada Anda tentang menjadi sahabat yang setia bagi orang lain?
Tuhan Yesus, ketika hatiku merasa kesepian, pertemukanlah aku dengan seorang sahabat yang baik—dimulai dari diri-Mu sendiri.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Mazmur 68 dimulai dengan kata-kata yang mirip dengan Bilangan 10:35: “Bangkitlah, TUHAN, supaya musuh-Mu berserak dan orang-orang yang membenci Engkau melarikan diri dari hadapan-Mu.” Musa berdoa demikian manakala “tabut itu berangkat” sementara bangsa Israel berjalan melewati padang gurun menuju tanah perjanjian. Oleh sebab itu, para penafsir berkata bahwa Daud menulis mazmur tersebut sewaktu ia memindahkan tabut dari Kiryat-Yearim ke Yerusalem (1 Samuel 7:2; 2 Samuel 6). Bangsa Israel mungkin menyanyikannya sebagai lagu kemenangan dalam perang-perang berikutnya yang mereka hadapi. Sang pemazmur menegaskan bahwa Allah berperang bagi umat-Nya (Mazmur 68:2-4; lihat Keluaran 14:14; Ulangan 1:30). Ia merayakan kehadiran, kekuatan, perlindungan, penyediaan, dan pemeliharaan Allah yang penuh kasih atas Israel, dengan mengingat bagaimana Dia pernah memimpin mereka dengan selamat melewati padang gurun menuju negeri pusaka mereka. Untuk menunjukkan betapa Allah mempedulikan mereka, Daud menekankan belas kasihan dan pemeliharaan-Nya atas orang-orang yang terlantar—yatim piatu, para janda, kaum tertindas—mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat (Mazmur 68:6-7). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar