• Berseru kepada Bapa Surgawi 2024-07-04

    Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya Bapa!” –Roma 8:15

    Baca: Roma 8:12-21

    Beberapa menit setelah Presiden AS Harry Truman mengumumkan berakhirnya Perang Dunia II, telepon berdering di sebuah rumah kecil berdinding papan di Grandview, Missouri. Seorang wanita berusia 92 tahun mohon diri kepada tamunya untuk mengangkat telepon. Sang tamu mendengar wanita tua itu kemudian berkata, “Halo. . . . Ya, aku baik-baik saja. Aku sedang mendengarkan radio . . . Kalau sempat, datanglah ke rumah . . . Sampai jumpa.” Wanita tua itu kembali menemui tamunya. “[Anakku] Harry menelepon. Harry anak yang baik . . . Aku tahu ia pasti akan menelepon. Ia selalu meneleponku setiap kali sebuah peristiwa berakhir.”

    Sesukses apa pun kita, berapa pun usia kita, rasanya kita selalu ingin memberi kabar kepada orangtua kita. Kita rindu mendengar ucapan selamat dari mereka. Mungkin kita sudah mencapai puncak karier, tetapi kita tetaplah anak mereka.

    Sayangnya, tidak semua orang mempunyai hubungan seperti itu dengan orangtua mereka di dunia. Namun, melalui Yesus, kita semua dapat mempunyai Allah sebagai Bapa kita. Kita yang percaya kepada Kristus diangkat menjadi anggota keluarga Allah, sebab “kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah” (Rm. 8:15). Sekarang kita “berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus” (ay. 17). Kini kita tidak lagi berbicara kepada Allah sebagai budak dan boleh menyebut Allah dengan panggilan yang intim, seperti panggilan yang Yesus ucapkan saat Dia berada dalam pergumulan-Nya, “Ya Abba, ya Bapa!” (ay.15; lihat juga Mrk. 14:36).

    Adakah yang ingin Anda sampaikan? Apa yang menjadi kebutuhan Anda? Berbicaralah kepada Bapa kita di surga, kediaman kita yang kekal.

    Oleh: Mike Wittmer

    Renungkan dan Doakan

    Pesan atau kebutuhan apa yang rindu Anda sampaikan kepada orangtua Anda di dunia? Apa yang ingin Anda sampaikan kepada Bapa di surga? Dia mendengarkan Anda.

    Bapa yang Maha Penyayang, terima kasih, karena aku boleh berbicara kepada-Mu dalam doa kapan saja.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN

    Paulus menulis Kitab Roma kepada jemaat di Roma, yang belum pernah dikunjunginya sendiri. Dalam pasal 8, ia menguraikan dua persamaan yang menunjukkan akibat dari tindakan kita (ay. 12-17). Perbuatan yang dilakukan menurut daging—hasrat alamiah kita yang egois—mengarah kepada kematian (ay. 12-13). Berbanding terbalik dengan itu adalah kehidupan yang dijalani menurut Roh, yang menuntun kepada kehidupan (ay. 13-14). Kita mudah melewatkan argumen Paulus yang sederhana tersebut. Ketika kita mengandalkan rencana dan keinginan kita sendiri, kita sedang berjalan menuju kematian. Ketika kita menerima kuasa dan pimpinan Roh, kita akan menemukan kehidupan. –J.R. Hudberg


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 


    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB