Hai anakku . . . biarlah hatimu memelihara perintahku. –Amsal 3:1
Baca: Amsal 3:1-12
Sophia Roberts pertama kali menyaksikan operasi bedah jantung saat ia berusia sekitar 11 tahun. Meski mungkin kelihatannya terlalu awal bagi seorang anak untuk menyaksikan prosedur medis seperti itu, Anda perlu tahu bahwa ayahnya, dr. Harold Roberts Jr., adalah seorang ahli bedah jantung. Pada tahun 2022, Sophia—dalam usia 30 tahun dan seorang dokter bedah residen—bekerja sama dengan ayahnya dan berhasil melakukan tindakan penggantian katup jantung. Harold berkata, “Adakah yang lebih baik dari ini? Dulu saya mengajarinya bersepeda. . . . Sekarang, dapat mengajarinya membedah jantung manusia adalah sesuatu yang sangat mencengangkan.”
Meski tidak banyak dari kita akan mengajarkan keterampilan bedah kepada seorang anak, Salomo mengutarakan pentingnya mengajar generasi mendatang untuk menghormati Allah dan jalan-jalan-Nya. Raja yang bijak itu dengan penuh semangat meneruskan kepada anaknya apa yang telah dipelajarinya dalam hubungannya dengan Allah: “Hai anakku, . . . percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu” (Ams. 3:1,5), “takutlah akan Tuhan” (ay. 7), “muliakanlah Tuhan” (ay. 9), dan “jangan engkau menolak didikan Tuhan” (ay. 11). Salomo tahu bahwa Allah mengasihi dan menyayangi anak-anak-Nya yang rela menerima didikan dan bimbingan-Nya ( ay. 12).
Marilah mengajar generasi penerus kita tentang arti dari sikap percaya kepada Allah, takut akan Dia, menghormati Dia, dan kerelaan hati untuk dibentuk oleh Allah kita yang dahsyat dan menakjubkan. Bergandengan tangan dengan-Nya dalam memberikan pengajaran tersebut adalah sebuah hak istimewa yang sangat penting, dan pastinya sangat mencengangkan!
Oleh: Tom Felten
Renungkan dan Doakan
Mengapa penting bagi Anda untuk meneruskan apa yang sudah Anda pelajari tentang Allah kepada generasi mendatang? Apa yang akan Anda ajarkan kepada mereka hari ini?
Ya Allah, tolonglah aku hari ini untuk meneruskan jalan-jalan kasih-Mu kepada sesamaku, baik tua maupun muda.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Ketika berhadapan dengan “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” (Kejadian 2:9,17), Hawa melihat bahwa buahnya “menarik hati karena memberi pengertian” (3:6), jadi ia pun memakannya. Pengertian atau hikmat yang diperoleh manusia dalam pemberontakannya membuat mereka berhadapan langsung dengan Allah. Memang, sekarang manusia dapat memutuskan sendiri apa yang baik dan buruk, tetapi bukan berarti mereka memiliki persepsi yang akurat tentang dunia.
Kitab Amsal—khususnya pasal 3—mengubah orientasi manusia, dengan mengatakan bahwa hikmat manusia tidak akan pernah cukup. Dalam ayat 5-6, penulis menekankan bahwa kita akan menemukan jalan yang benar ketika kita lebih mempercayai Allah dibanding pengertian kita sendiri. Hanya dengan mempercayai Dia, jalan kita akan menjadi lurus. Di Eden, kita memperoleh hikmat duniawi; hanya dengan percaya dan tunduk kepada Allah, kita dapat belajar menggunakannya dengan baik. –Jed Ostoich
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar