Kita merupakan satu tubuh karena kita bersatu pada Kristus. Dan kita masing-masing berhubungan satu dengan yang lain sebagai anggota-anggota dari satu tubuh. –Roma 12:5 (BIMK)
Baca: Roma 12:1-5
Sebagian besar dari 300 orang penduduk kota Whittier, Alaska, tinggal dalam satu bangunan apartemen besar. Itulah sebabnya Whittier disebut sebuah “kota di bawah satu atap”. Amie yang pernah tinggal di sana berkata, “Saya tidak perlu keluar dari gedung—toko kelontong, notaris, sekolah, dan kantor pos, semuanya terletak di lantai dasar, dan kami tinggal turun menggunakan lift!”
“Karena tinggal di sana sangat nyaman, saya jadi sering ingin menyendiri, dan menganggap saya tidak membutuhkan orang lain,” Amie bercerita. “Namun, para penghuninya sangat ramah. Mereka saling menjaga. Saya belajar bahwa mereka membutuhkan saya, seperti saya juga membutuhkan mereka.”
Seperti Amie, adakalanya kita merasa ingin menyendiri dan menghindari komunitas. Mungkin kita berpikir, dengan demikian kita tidak perlu menghadapi orang-orang yang bisa membuat stres! Namun, Kitab Suci berkata bahwa seorang percaya perlu memiliki keseimbangan yang sehat antara kesendirian dan persekutuan dengan saudara-saudari seiman yang lain. Rasul Paulus menyamakan kesatuan tubuh umat percaya itu dengan tubuh manusia. Sama seperti setiap anggota tubuh memiliki fungsinya masing-masing, setiap orang percaya juga mempunyai peran mereka masing-masing (Rm. 12:4). Sama seperti anggota tubuh tidak dapat hidup sendiri, seorang percaya juga tidak dapat menjalani kehidupan imannya seorang diri saja (ay. 5). Di dalam komunitaslah kita menggunakan karunia-karunia kita ( ay. 6-8; 1 Ptr. 4:10) dan bertumbuh menyerupai Tuhan Yesus (Rm. 12:9-21).
Kita membutuhkan satu sama lain, kesatuan kita ada di dalam Kristus (ay. 5). Dengan pertolongan Kristus, saat kita “saling menjaga”, kita dapat memupuk hubungan yang lebih mendalam dengan Dia dan memperlihatkan kasih-Nya kepada sesama.
Oleh: Karen Huang
Renungkan dan Doakan
Bagaimana komunitas di dalam Tuhan mendukung perjalanan iman Anda bersama Allah? Bagaimana cara saudara-saudari seiman menguatkan Anda?
Ya Allah, terima kasih untuk saudara-saudariku dalam Kristus.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Paulus menulis Surat Roma kepada orang-orang percaya yang tinggal di Roma, sebuah kota yang sarat dengan praktik-praktik penyembahan berhala. Para penyembah berhala itu membawa persembahan berupa daging dan minuman kepada dewa-dewa mereka, dengan harapan persembahan itu akan mendatangkan rahmat para dewa. Karena itu, para penerima surat sang rasul akan langsung memahami penekanannya pada kata “persembahan” (12:1).
Namun, sang rasul membalikkan urutan yang biasa. Bagi orang percaya, kemurahan adalah yang utama—bukan persembahan—dan itu diberikan secara cuma-cuma oleh Allah. Paulus menjabarkan argumen tersebut di sepanjang bagian pertama suratnya, dan itulah sebabnya ia memulai bagian ini dengan “karena itu”.
Jadi, karena itu, mengingat kemurahan Allah yang besar, kita mempersembahkan kurban. Kurban itu bukanlah domba atau sapi; kita mempersembahkan diri kita sendiri. Maksud Paulus bukanlah agar kita naik ke atas mezbah untuk dipersembahkan, tetapi bahwa kita memberikan seluruh diri kita sebagai persembahan kepada Allah yang Maha Pemurah. –Jed Ostoic
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar