• Makanan Bagi yang Lapar 2024-10-24

    Bagilah makananmu dengan orang yang lapar, terimalah orang-orang gelandangan di rumahmu. –Yesaya 58:7 (BIMK)

    Baca: Yesaya 58:3-9

    Selama bertahun-tahun, kawasan Tanduk Afrika dilanda kekeringan parah yang merusak tanaman, mematikan ternak, dan mengancam nyawa jutaan jiwa. Situasi tersebut lebih tragis bagi mereka yang paling tidak berdaya—seperti para pengungsi yang melarikan diri dari konflik dan penindasan untuk tinggal di Kamp Kahuma di Kenya. Laporan terkini memberitakan tentang seorang ibu muda yang membawa bayinya kepada petugas kamp. Bayi tersebut menderita kekurangan gizi yang parah, sehingga “rambut dan kulitnya . . . kering dan rapuh.” Wajah bayi itu pucat dan ia tidak mau makan. Tubuhnya yang mungil semakin melemah. Untungnya, para ahli gizi bergerak cepat untuk memberikan pertolongan. Meski masih ada kebutuhan yang sangat besar, infrastruktur telah dibangun untuk menjawab berbagai kebutuhan yang mendesak dan menyelamatkan hidup banyak orang.

    Kepada tempat-tempat yang sulit seperti itulah umat Allah dipanggil untuk memancarkan terang dan kasih-Nya (Yes. 58:8). Ketika orang-orang menderita kelaparan, sakit, atau terancam hidupnya, Allah memanggil umat-Nya untuk menjadi yang terdepan dalam menyediakan makanan, obat-obatan, dan perlindungan—dengan melakukan semuanya itu demi nama Yesus. Nabi Yesaya menegur bangsa Israel yang mengira bahwa mereka sudah setia karena rajin berpuasa dan berdoa, padahal mereka mengabaikan karya kasih yang sesungguhnya dibutuhkan pada saat krisis: “Bagilah makananmu dengan orang yang lapar, terimalah orang-orang gelandangan di rumahmu. Berilah pakaian kepada orang telanjang” (ay. 7 BIMK).

    Allah ingin mereka yang lapar diberi makan—secara jasmani maupun rohani. Dia mau bekerja di dalam dan melalui diri kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

    Oleh: Winn Collier

    Renungkan dan Doakan

    Kelaparan seperti apa yang Anda temukan di sekitar Anda? Kepada siapa dan di mana Allah menggerakkan Anda untuk menawarkan bantuan?

    Ya Allah, tolonglah aku mengambil bagian dalam karya kasih-Mu untuk membagikan makanan, kasih, dan penghiburan kepada mereka yang lapar dan bersusah hati.

    Amin...

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN

    Dalam memperingatkan Israel akan dosa mereka, Yesaya diperintahkan Allah: “Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala” (58:1). Kata yang diterjemahkan sebagai “sangkakala” mengacu pada alat musik yang terbuat dari tanduk domba jantan, yang digunakan untuk memanggil seluruh warga untuk mendengarkan pengumuman penting. Bangsa itu telah menjadikan kegiatan keagamaan mereka sebagai sarana untuk melayani diri sendiri dan berharap mendapatkan keuntungan pribadi dari Allah, bahkan dengan memeras orang-orang yang lebih lemah dari mereka (ay. 3-4). Ini adalah kegagalan yang sangat serius, sehingga harus disingkapkan dengan suara sangkakala. Untuk dapat melayani Allah dengan setia, sang nabi menyatakan, mereka harus “membuka belenggu-belenggu kelaliman” (ay. 6). Gagal melakukannya adalah suatu “pelanggaran” (ay. 1). –Monica La Rose

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB