• Respons yang Mencontoh Kristus 2024-10-04

    Ketika Yesus dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. –1 Petrus 2:23

    Baca: 1 Petrus 2:21-25

    Ketika George sedang bekerja di sebuah proyek konstruksi di bawah terik matahari musim panas, seseorang yang tinggal di dekat situ memasuki pekarangan tempatnya bekerja. Sambil marah-marah, tetangga itu mengumpat dan mengkritik proyek tersebut dan cara pengerjaannya. George diam saja mendengar caci maki itu, hingga laki-laki itu akhirnya berhenti berteriak. Lalu, George berkata dengan lemah lembut, “Apakah Bapak sedang mengalami masalah?” Seketika, wajah tetangga tersebut melembut, kepalanya tertunduk, lalu ia berkata, “Maafkan cara bicara saya tadi.” Kebaikan George telah meredakan amarah tetangga itu.

    Adakalanya kita ingin membalas perbuatan orang lain—cercaan dengan cercaan, makian dengan makian. Namun, George melakukan yang sebaliknya. Ia mencontohkan kebaikan yang dapat kita lihat secara sempurna dalam sikap Yesus yang menanggung akibat dari dosa-dosa kita: “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil” (1 Ptr. 2:23).

    Kita semua pasti akan menghadapi saat-saat ketika kita disalahpahami, disalahartikan, atau diserang. Mungkin kita ingin menanggapi dengan cara yang sama, tetapi hati Yesus memanggil kita untuk bersikap sebaliknya—dengan memancarkan kebaikan, mengupayakan kedamaian, dan menunjukkan pengertian. Dengan kesanggupan yang dianugerahkan Allah hari ini, kiranya Dia memakai kita untuk memberkati seseorang yang sedang mengalami masalah dalam hidupnya.

    Oleh: Bill Crowder

    Renungkan dan Doakan

    Mengapa kita begitu mudah membalas kata-kata tidak mengenakkan yang dilontarkan kepada kita? Bagaimana Anda dapat lebih sungguh-sungguh menunjukkan kebaikan kepada mereka yang bersikap tidak baik kepada Anda?

    Bapa Mahakasih, mampukanlah aku menemukan di dalam-Mu kekuatan, kasih, dan hikmat untuk memperlihatkan hati Yesus.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN

    Dalam suratnya kepada jemaat Tuhan yang menderita penganiayaan dan ketidakadilan di dalam dunia yang menentang iman mereka, Petrus mendorong mereka untuk menjalani kehidupan yang saleh dan patut dipuji (1 Petrus 2:12). Ia memerintahkan mereka untuk tunduk kepada pemerintah, menghormati semua orang—termasuk raja dan bahkan tuan yang kejam—mengasihi saudara-saudari seiman, takut dan hormat akan Allah, tekun berbuat baik, dan menanggung perlakuan tidak adil dengan sabar. Itulah sikap yang berkenan kepada Allah (ay. 13-20). Mereka harus mengikuti teladan Kristus yang juga menanggung penderitaan dan perlakuan tidak adil (ay. 21). Penderitaan Kristus yang tidak adil merupakan inti dari rencana keselamatan Allah yang melibatkan Yesus sebagai kurban pendamaian menggantikan kita. Sang Juruselamat yang tidak berdosa “telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (ay. 24), “Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah” (3:18). Penderitaan Yesus menggenapi maksud Allah. Kita seperti domba yang tersesat, tetapi karena penderitaan-Nya, kita “telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwa [kita]” (2:25). –K.T. Sim

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB