Yesus sendiri menjadi sama dengan mereka dan hidup dalam keadaan manusia, . . . supaya dengan kematian-Nya, Ia dapat menghancurkan Iblis. –Ibrani 2:14 (BIMK)
Baca: Ibrani 2:9-18
Untuk meningkatkan keahlian berbahasa isyarat, Leisa berkecimpung di dunia orang-orang Tuli. Ia segera memahami masalah yang mereka hadapi. Kaum Tuli merasa diabaikan oleh mereka yang dapat mendengar, dituntut untuk membaca bahasa bibir tanpa cela, dan sering dikesampingkan dari kesempatan mendapat promosi dalam pekerjaan. Kebanyakan acara publik juga dilangsungkan tanpa bahasa isyarat.
Keahlian bahasa isyarat Leisa meningkat sedikit demi sedikit sampai akhirnya ia merasa nyaman bergaul bersama orang-orang Tuli. Di sebuah pesta, seorang Tuli sempat terkejut mengetahui bahwa Leisa dapat mendengar. Sebelum Leisa menanggapi, seorang teman lain menjawab dengan bahasa isyarat, “Ia memiliki hati seorang Tuli.” Kuncinya adalah kerelaan Leisa untuk hidup di tengah dunia mereka yang Tuli.
Leisa tidak merasa perlu “merendahkan diri” untuk hidup bersama kaum Tuli. Ia merasa tidak berbeda dengan mereka, kecuali dalam hal pendengaran. Namun, Yesus sendiri telah merendahkan diri-Nya untuk menjangkau kita semua—demi hidup di antara kita. Dia “dijadikan sedikit lebih rendah daripada malaikat untuk waktu yang singkat” (Ibr. 2:9 BIMK). Kristus “menjadi sama dengan mereka dan hidup dalam keadaan manusia. . . . supaya dengan kematian-Nya Ia dapat menghancurkan Iblis yang menguasai kematian” (ay. 14 BIMK). Dengan demikian, Dia membebaskan “orang-orang yang seumur hidup diperbudak karena takut kepada kematian” (ay. 15 BIMK ). Terlebih lagi, “harus menjadi sama dengan saudara-saudara-Nya dalam segala hal. Dan dengan itu Ia dapat menjadi Imam Agung yang setia dan berbelaskasihan” (ay. 17 BIMK).
Apa pun yang kita hadapi, Yesus mengetahui dan memahaminya. Dia mendengar isi hati kita. Dia selalu bersama kita setiap saat.
Oleh: Tim Gustafson
Renungkan dan Doakan
Apa artinya bagi Anda bahwa Yesus pernah mengalami pergumulan yang serupa dengan yang Anda hadapi? “Dunia” siapa yang dapat Anda masuki untuk sementara waktu?
Ya Bapa, terima kasih atas anugerah Putra-Mu, yang memungkinkanku masuk ke dalam keluarga-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Mengapa Ibrani 2:10 mengatakan bahwa Allah “menyempurnakan” Yesus? Sebagai Allah dalam rupa manusia, bukankah Dia sudah sempurna? Menurut seorang pakar bernama Marvin R. Vincent, kata Yunani yang diterjemahkan “sempurna,” teleioō, bermakna “sukses mencapai tujuan” dan secara konotatif berarti “genap” atau “selesai.” Maksudnya adalah Kristus telah mencapai “penggenapan” melalui penderitaan dan wafat-Nya. Yesus mengerti secara sempurna apa yang kita hadapi di dalam dunia yang sulit ini. Dengan demikian, kita semakin memahami perkataan-Nya di salib: “Sudah selesai” (Yohanes 19:30). Dia telah menggenapi tugas yang diberikan Bapa-Nya. –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar