Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. –Ayub 42:5
Baca: Ayub 42:1-6
Kenny berdiri di hadapan jemaat yang bertahun-tahun sebelumnya pernah ia tinggalkan saat imannya sempat undur. Kini ia bercerita bahwa imannya telah dipulihkan. Bagaimana caranya? Allah sudah menyentuh hati Kenny lewat keindahan dan rancangan yang disaksikannya dalam alam. Kenny kembali diliputi rasa takjub kepada Allah karena menyaksikan wahyu umum-Nya melalui alam, dan sekarang ia menerima hikmat yang diwahyukan secara khusus dalam Alkitab. Setelah menceritakan kesaksiannya, Kenny pun memberi diri dibaptis di depan seluruh jemaat. Dengan mata penuh air mata bahagia, ayah Kenny membaptis putranya berdasarkan imannya kepada Tuhan Yesus.
Setelah menderita begitu banyak kehilangan dalam hidupnya, iman Ayub sempat terguncang. “Aku berseru minta tolong kepada-Mu, tetapi Engkau tidak menjawab; aku berdiri menanti, tetapi Engkau tidak menghiraukan aku” (Ayb. 30:20). Kemudian, “dari dalam badai Tuhan menjawab Ayub” (38:1), dan Dia menyatakan bahwa persoalannya bukan soal Dia yang tidak mengindahkan Ayub, tetapi sudut pandang Ayub yang harus diperluas saat ia diajak untuk memperhatikan keagungan karya ciptaan Allah yang begitu kompleks. “Dasar bumi, . . . bintang-bintang fajar” (ay. 4,7) serta seluruh makhluk hidup, tumbuhan, dan perairan yang terdapat di antaranya (ay. 8-41 )—semuanya menunjuk kepada Pribadi yang dapat Ayub percaya, yaitu Allah yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih. Lalu, Ayub menanggapi dengan berkata, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (42:5).
Saat keraguan mengancam keteguhan iman Anda kepada Kristus, renungkanlah kembali kebesaran alam ciptaan Allah. Jika Anda melihat dengan jeli, Anda dapat menemukan kehadiran Allah di dalamnya.
Oleh: Tom Felten
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Allah telah menyatakan diri-Nya di dalam ciptaan? Apa kaitan rasa kagum terhadap Allah dengan iman kepada-Nya?
Allah Pencipta kami, terima kasih, karena Engkau telah menolongku melihat kehadiran-Mu di dalam ciptaan.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Teman-teman Ayub bersikeras bahwa penderitaannya adalah karena dosa-dosanya (Ayub 3–37). Ayub sendiri tidak lelah mempertahankan ketidakbersalahannya dan memohon pembenaran dari Allah (Ayub 23:1-7). Namun, alih-alih menjawab pertanyaan Ayub, Allah justru menanyai Ayub pertanyaan demi pertanyaan tentang ciptaan-Nya (ps. 38-41). Alih-alih menjelaskan mengapa Dia mengizinkan kejahatan dan penderitaan di dunia ini, Allah menyingkapkan sifat diri-Nya.
Ayub tidak perlu sepenuhnya memahami jalan-jalan Allah, karena tak seorang pun bisa melakukannya (Yesaya 55:8-9). Ia hanya perlu merendahkan diri, mencari Allah dengan sungguh-sungguh, dan percaya kepada-Nya sepenuh hati. Penderitaan mengajar Ayub untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya tempat perlindungan yang pasti dan paling aman, demi mendapatkan penghiburan, kecukupan, dan kekuatan yang dibutuhkannya (Ayub 42:2-6). Ayub tak diberikan alasan dari penderitaannya, tetapi ia mengalami bahwa ketika hidup menjadi sulit, Allah sudah cukup baginya (baca juga Mazmur 23:1,4). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar