Betlehem, . . . dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel. –Matius 2:6
Baca: Matius 2:1-11
Phillips Brooks menulis lirik lagu Natal favorit “O Little Town of Bethlehem” (Hai Kota Mungil Betlehem) setelah mengunjungi kota tersebut. Gembala gereja di Amerika Serikat itu sangat tersentuh oleh pengalamannya, sehingga ia menulis pesan berikut ini untuk murid-murid sekolah Minggu yang dibinanya: “Saya ingat . . . pada Malam Natal, ketika saya berdiri di dalam gereja tua di Betlehem, di dekat tempat Yesus dilahirkan. Saat itu seluruh gereja dipenuhi kidung-kidung pujian indah yang dinaikkan kepada Allah dari jam ke jam. Berulang kali saya seolah mendengar suara-suara yang saya kenal dengan baik, saling bercerita tentang ‘Malam Indah’ dari kelahiran Sang Juruselamat.”
Pada tahun 1868, Brooks menuangkan pemikirannya ke dalam sebuah puisi, yang kemudian digubah menjadi lagu oleh organis gerejanya. Lagu tersebut mengungkapkan keheningan dan kedamaian yang dirindukan selepas kondisi Perang Saudara yang tak menentu: “Hai kota mungil Betlehem / betapa kau senyap / . . . Harapanmu dan doamu / kini terkabullah” (KJ 94).
Matius menulis tentang kelahiran Juruselamat kita di Betlehem dalam Matius 2. Ketika “orang-orang majus dari Timur” (ay. 1) mengikuti bintang itu sampai ke Betlehem (lihat Mikha 5:1), “sangat bersukacitalah mereka” karena menjumpai Yesus (Mat. 2:10).
Hari ini, saat kita merayakan Epifani atau Hari Raya Penampakan Tuhan, kita juga membutuhkan kabar mulia tentang kelahiran Juruselamat kita. Seperti diungkapkan himne tersebut, kita memohon kepada-Nya, “sucikanlah, masukilah yang mau menyambut-Mu.” Di dalam Dia, kita menemukan kedamaian.
Oleh: Alyson Kieda
Renungkan dan Doakan
Bagian mana dalam hidup Anda yang membutuhkan kedamaian dari Sang Juruselamat? Aspek apa dari kisah Yesus yang paling menyentuh hati Anda?
Tuhan Yesus, terima kasih atas harapan dan kedamaian yang telah Engkau hadirkan dalam hidupku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Injil Matius menyorot adanya orang-orang non-Yahudi dalam kisah Allah yang menebus umat manusia. Silsilah Yesus dalam Injil ini, misalnya, menampilkan tiga wanita non-Yahudi: Tamar, Rahab, dan Rut (Matius 1:3,5). Juga Batsyeba, ibu Salomo, sebelumnya menikah dengan seorang non-Yahudi, Uria orang Het (ay. 6). Dalam Matius 2, orang-orang non-Yahudi, yakni para majus (yang kemungkinan adalah pejabat kerajaan Persia) datang untuk menyembah Yesus (ay. 1-2). Dengan menampilkan orang-orang non-Yahudi dalam kisah Yesus, Matius menuntun para pembacanya kepada kabar baik, yaitu bahwa karya penebusan Allah diperuntukkan bagi semua orang, dan para pengikut-Nya dipanggil untuk “[menjadikan] semua bangsa murid” Kristus (Matius 28:19). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar