Engkau . . . menegakkan kakiku di tempat yang lapang. –Mazmur 31:9
Baca: Mazmur 31:1-2, 8-16
Ketika teolog Todd Billings didiagnosis mengidap kanker darah yang tak tersembuhkan, ia menggambarkan kematian yang menyongsongnya seperti lampu-lampu di ruangan yang jauh, yang berkedip atau segera padam. “Sebagai ayah dari anak-anak berusia satu dan tiga tahun, saya cenderung membayangkan beberapa dekade mendatang sebagai sebuah tempat yang lapang, dan di sana saya akan melihat Neti dan Nathaniel tumbuh dewasa . . . Namun, dengan diagnosis ini . . . tempat itu jadi menyempit.”
Saat merenungkan segala keterbatasan tersebut, Billings merefleksikan Mazmur 31, yang menyatakan Allah menempatkan Daud di “tempat yang lapang” (ay. 9). Meski Daud berbicara tentang penderitaan yang ditimbulkan musuh-musuhnya, ia tahu bahwa Allah adalah gunung batu perlindungan dan kubu pertahanannya (ay. 3). Lewat pujian ini, pemazmur menyatakan kepercayaannya kepada Allah: “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu” (ay. 16).
Billings mengikuti jejak Daud dengan tetap berharap kepada Allah. Meski sang teolog, suami, dan ayah itu menghadapi semakin banyak keterbatasan dalam hidup, ia percaya bahwa ia juga hidup di sebuah tempat yang lapang. Mengapa demikian? Karena oleh kemenangan Allah atas kematian melalui pengorbanan Kristus, kita kini tinggal di dalam Kristus, “tempat paling lapang yang dapat dibayangkan.” Ia menjelaskan, “Adakah yang lebih lapang dan lebih luas daripada mengambil bagian dalam hidup-Nya melalui karya Roh Kudus?”
Mungkin kita juga sedang menangis dan meratap, tetapi kita dapat berlindung pada Allah, memohon Dia untuk menuntun dan membimbing kita (ay. 2,4). Seperti Daud, kita dapat meyakini bahwa kita sungguh hidup di suatu tempat yang lapang.
Oleh: Amy Boucher Pye
Renungkan dan Doakan
Apa artinya bagi Anda untuk hidup di tempat yang lapang? Apa saja tindakan konkret yang dapat Anda lakukan untuk berharap kepada Allah hari ini?
Bapa Surgawi, Engkau menyerahkan Anak-Mu untuk mati demi membebaskanku. Terima kasih untuk kehidupan di tempat lapang yang Engkau anugerahkan.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Kitab Mazmur terbagi dalam lima kitab atau jilid. Jilid I (pasal 1–41) dan Jilid II (pasal 42–72) memuat sebagian besar mazmur Daud, dan banyak di antaranya berisi ratapan. Mazmur 31 adalah salah satunya. Mungkin kita berpikir bahwa tidaklah pantas seseorang mengeluh kepada Allah. Namun, itulah arti ratapan—keluhan tentang keadaan hidup. Namun, yang membedakan ratapan alkitabiah dengan keluh kesah adalah bahwa ratapan itu hampir pasti diakhiri dengan pengharapan dan puji-pujian. Sang pemazmur menyatakan pengharapannya dalam ayat 20-25, lalu menutup mazmurnya dengan berkata: “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!” (ay. 25)! –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar