Yesus berkata, “Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku.” –Yohanes 5:39
Baca: Yohanes 5:36-40
Mata June terpaku pada mobil abu-abu di sebelahnya. Ia harus berpindah jalur untuk keluar dari jalan tol, tetapi setiap kali ia mencoba mendahului, pengemudi kendaraan itu seperti ikut menaikkan kecepatan. Akhirnya, ia berhasil juga menyalipnya. Puas dengan keberhasilannya, June melirik spion tengah dan menyeringai. Namun, seketika ia sadar, pintu keluar yang ingin dilewatinya telah terlewat.
Dengan senyum pahit, ia bercerita: “Aku begitu terfokus ingin menyalip kendaraan itu sampai-sampai pintu keluarnya terlewat.”
Kesalahan serupa juga bisa terjadi saat kita ingin hidup mengikuti kehendak Allah. Ketika Yesus dianiaya para pemimpin agama karena tidak mematuhi hukum Yahudi (Yoh. 5:16), Dia memperingatkan mereka yang terlalu terpaku mempelajari dan menegakkan hukum sampai-sampai mereka melewatkan Pribadi yang disaksikan oleh hukum itu: “Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu” (ay. 39-40).
Dalam upaya menjadi benar di hadapan Allah, para pemimpin agama tersebut berfokus untuk mematuhi hukum Yahudi dan memastikan semua orang juga melakukannya. Demikian pula dalam semangat mengikut Allah, kita mungkin tekun melakukan hal-hal baik seperti beribadah di gereja, mempelajari Alkitab, berbuat amal, bahkan mengajak orang lain untuk ikut giat bersama kita. Namun, bisa jadi kita terlalu berfokus pada hal-hal tersebut sampai-sampai kita melewatkan Pribadi yang menjadi alasan kita melakukan semua itu—Tuhan Yesus.
Dalam segala hal yang kita lakukan, marilah kita meminta Allah agar menolong kita memusatkan pandangan kepada Kristus (Ibr. 12:2). Dialah satu-satunya “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh. 14:6).
Oleh: Jasmine Goh
Renungkan dan Doakan
Apa yang menjadi fokus Anda hari ini? Apa artinya bagi Anda untuk memusatkan pandangan kepada Yesus?
Ya Allah, terima kasih, karena Engkau telah memberiku kehidupan baru melalui Kristus. Tolonglah aku untuk menjadikan-Nya pusat dari segala sesuatu yang kulakukan.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Dalam Yohanes 5:39-40, Yesus menekankan pentingnya mempelajari Kitab Suci, karena seluruh isinya memberi kesaksian tentang diri-Nya. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menyatakan dampak Kitab Suci. Dalam 2 Timotius 3, Paulus menyemangati Timotius untuk terus mempelajari Kitab Suci, dan menyatakan bahwa “semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah,” berguna untuk melatih serta memperlengkapi kita bagi pertumbuhan diri dalam kekudusan dan pelayanan kepada sesama (ay. 16-17 BIMK). Sebelum Yosua ditetapkan sebagai pemimpin bangsa Israel yang baru, Allah mendorongnya untuk merenungkan kitab Taurat siang dan malam, agar ia “berhasil dan . . . beruntung” dalam memimpin umat memasukin Kanaan (Yosua 1:8). Dalam Mazmur 19, Daud menyatakan bahwa firman Allah menyegarkan jiwa, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman, dan menyukakan hati serta membuat mata bercahaya. Dengan firman itu kita diperingatkan dan menerima upah yang besar (ay. 8-12). Dengan menyimpan dan memegang Kitab Suci, jalan kita akan diterangi oleh Allah (Mazmur 119:1-3, 105; Amsal 2:1-5). –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar