Tuhan berfirman kepada Samuel: “ . . . Bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak.” –1 Samuel 8:7
Baca: 1 Samuel 8:1-9
Nuñez terjatuh dari gunung dan meluncur ke dalam suatu lembah yang semua penduduknya buta. Sebuah penyakit telah merenggut penglihatan para pemukim asli, dan generasi-generasi berikutnya—semua terlahir buta—telah beradaptasi dengan menjalani kehidupan tanpa penglihatan. Nuñez mencoba menjelaskan seperti apa rasanya memiliki penglihatan, tetapi mereka tidak tertarik. Akhirnya, ia menemukan celah di antara puncak-puncak gunung yang selama ini menghambatnya keluar dari lembah itu. Ia berhasil bebas! Namun, dari posisinya sekarang, ia melihat adanya tanah longsor yang akan mengubur orang-orang buta yang menghuni lembah di bawah sana. Ia mencoba memperingatkan mereka, tetapi mereka mengabaikannya.
Cerita “Negeri Orang Buta” karya H.G. Wells ini bisa dibilang hampir mirip dengan pengalaman Nabi Samuel. Menjelang akhir hidup Samuel, “anak-anaknya . . . tidak hidup seperti ayahnya” dengan mengasihi dan melayani Allah (1 Sam. 8:3). Kebutaan rohani mereka juga tercermin dalam diri “tua-tua Israel” (ay. 4) yang meminta kepada Samuel: “Berikanlah kepada kami seorang raja” (ay. 6). Mereka semua telah memalingkan pandangan mereka dari Allah dan meninggalkan iman mereka kepada-Nya. Allah berkata kepada Samuel, “Bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak” (ay. 7).
Memang menyakitkan ketika orang-orang yang kita kasihi menolak Allah karena kebutaan rohani mereka. Namun, masih ada harapan untuk mereka “yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini” (2 Kor. 4:4). Kasihilah mereka. Doakan mereka. Allah yang “membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita” (ay. 6) sanggup melakukan hal yang sama bagi mereka.
Oleh: Tom Felten
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda merasa terhibur dengan mengetahui bahwa Allah melihat mereka yang tidak dapat melihat-Nya? Mengapa selalu ada harapan bagi mereka yang buta secara rohani?
Allah Mahakasih, tolonglah aku untuk mendoakan mereka yang buta terhadap kasih-Mu dan mempercayakan mereka kepada-Mu.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Allah telah memisahkan (atau mengkhususkan) bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya. Mereka harus mematuhi hukum-hukum-Nya, dan tidak mengikuti kebiasaan bangsa-bangsa di sekitar mereka (Imamat 18:1-5; 20:26). Empat ratus tahun kemudian, mereka justru meminta seorang raja untuk berkuasa atas mereka “seperti pada segala bangsa-bangsa lain” (1 Samuel 8:5; lihat ay. 20). Samuel—yang sudah melayani dengan setia sebagai hakim, pemimpin militer, imam, dan nabi Israel selama 35 tahun—telah tua, dan anak-anaknya tak layak menggantikan dirinya (ay. 5). Dengan datangnya ancaman dari luar, orang Israel menginginkan seorang raja untuk memimpin mereka dalam peperangan. Dengan begitu, mereka menolak Allah sebagai raja (ay. 7; 12:12). Mereka meminta Samuel untuk menengahi mereka, dan ia berjanji akan mendoakan mereka. Samuel memohon agar mereka tetap setia kepada Allah—dengan mengikuti hukum-hukum-Nya dan melayani-Nya sepenuh hati, karena merekalah umat perjanjian Allah (12:14-15,20-24). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar