• Dibentuk oleh Allah 2025-03-26

    Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku. –Yeremia 18:6

    Baca: Yeremia 18:1-10

    Sebagai seorang perajin tanah liat seumur hidupnya, Dan Les bekerja membuat bejana dan patung dekoratif. Rancangannya yang telah meraih sejumlah penghargaan terinspirasi dari kota tempat tinggalnya di Rumania. Perajin yang mempelajari keterampilannya dari sang ayah itu memberikan komentar berikut tentang pekerjaannya: “[Tanah liat perlu] difermentasi selama satu tahun, dibiarkan kehujanan, lalu membeku dan meleleh [supaya] . . . bisa dibentuk, dan kita pun merasakan dengan tangan bahwa tanah liat itu ‘mendengarkan’ kita.”

    Apa yang terjadi ketika tanah liat itu “mendengarkan”? Tanah liat itu menjadi siap dibentuk sesuai dengan sentuhan tangan sang perajin. Nabi Yeremia mengamati hal tersebut ketika ia berkunjung ke rumah seorang tukang periuk. Ia melihat sang perajin mengolah sebuah bejana dengan susah payah hingga akhirnya berhasil membentuknya kembali menjadi bejana yang baru (Yer. 18:4). Allah berkata kepada Yeremia, “Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku” (ay. 6).

    Allah memang sanggup meninggikan atau menjatuhkan kita, tetapi tujuan utama-Nya bukanlah untuk menguasai atau menghancurkan kita (ay. 7-10). Sebaliknya, Dia laksana perajin terampil yang dapat mengenali apa yang telah rusak dan membentuk kembali gumpalan tanah liat yang sama hingga menjadi sesuatu yang indah dan berguna.

    Tanah liat yang mendengarkan tidak memiliki andil dalam pekerjaan itu. Saat ditekan-tekan dan diolah, tanah liat akan bergerak mengikuti arah yang diinginkan sang perajin. Ketika dibentuk, tanah liat pun bertahan pada tempatnya. Pertanyaannya bagi kita adalah: bersediakah kita merendahkan diri “di bawah tangan Tuhan yang kuat” (1 Ptr. 5:6) agar Dia dapat membentuk hidup kita menjadi seperti yang Dia inginkan?

    Oleh: Jennifer Benson Schuldt

    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana Anda mendengarkan suara Tuhan hari ini? Menurut Anda, apa tujuan-Nya membentuk Anda melalui berbagai pengalaman hidup Anda?

    Allah yang baik, tolonglah aku untuk mempercayai-Mu. Aku ingin menyerahkan hidupku kepada-Mu.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.,....

    WAWASAN

    Sungguh bahaya jika kita mengira bahwa Allah dalam Perjanjian Lama adalah sosok yang pemarah dan suka menghakimi, sementara Allah dalam Perjanjian Baru itu penuh kasih, penyayang, murah hati, dan pengampun. Kita melihat banyak bukti tentang kasih karunia dan belas kasihan Allah di seluruh Perjanjian Lama. Allah berfirman melalui Nabi Yeremia, “Jika pada suatu waktu Aku memutuskan untuk merenggut, meruntuhkan dan menghancurkan suatu bangsa atau kerajaan, lalu bangsa itu bertobat dari dosanya, maka Aku akan membatalkan niat-Ku itu” (18:7-8 BIMK). Kitab Yunus menunjukkan sikap Allah itu. Ketika Yunus menyampaikan pesan pertobatannya kepada kota Niniwe yang bejat, penduduknya mengindahkan peringatan Allah dan kemudian diselamatkan (3:4-10). Dalam Kitab Yeremia, Allah menawarkan kesempatan serupa kepada Yehuda (18:11). Selain dua ini, masih banyak contoh perbuatan kasih dan belas kasihan Allah dalam Perjanjian Lama. Karakter Allah selalu konsisten—karena begitu mengasihi anak-anak-Nya, Dia tidak membiarkan mereka terus-menerus berbuat dosa. –Tim Gustafson 

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Doa Keputusasaan 2025-07-08

Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” –Yohanes 11:23 Baca: Yohanes 11:1-7, 17-25 Pada tahun 2011, Karey Packard dan putrinya se...

Halaman FB