Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. –Yohanes 6:68
Baca: Yohanes 6:60-69
Ayah saya menggunakan Alkitab kesayangannya selama 30 tahun sampai akhirnya jilidnya yang sudah usang terbelah dua. Waktu kami membawa Alkitab itu ke layanan penjilidan buku untuk diperbaiki, penjilid di sana merasa penasaran apa yang membuat buku itu begitu istimewa. Alkitab ayah saya bukanlah barang antik yang mahal, dan halaman-halamannya penuh dengan catatan tangan. Pertanyaan-pertanyaannya tentang Alkitab memberi kesempatan bagi keluarga saya untuk membagikan Injil dan berdoa bersamanya.
Alkitab memang lebih dari sekadar barang peninggalan atau benda dekorasi yang indah. Di dalam lembaran-lembarannya terdapat “perkataan hidup yang kekal” (Yoh. 6:68), dan melaluinya Allah menyatakan diri-Nya kepada kita melalui Anak-Nya. Pasal pertama dari Injil Yohanes mengatakan bahwa Yesus adalah “Firman [yang] bersama-sama dengan Allah dan . . . adalah Allah” (1:1). Kemudian dikatakan bahwa Dia “diam di antara kita” (ay. 14). Alkitab bukan hanya mencatat tentang kehidupan Kristus, melainkan juga berbagai hal yang Allah lakukan di sepanjang sejarah, mulai dari penciptaan sampai kepada pemulihan ciptaan itu pada akhir zaman.
Selama berada di muka bumi, Yesus menyampaikan perkataan-perkataan dari “Roh Allah . . . yang memberi hidup” (6:63 BIMK). Ketika Dia memberikan pengajaran yang sulit diterima sehingga orang-orang mengeluh dan banyak yang “mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia” (ay. 66), murid-murid-Nya memilih untuk tetap bersama-Nya. Mereka tahu bahwa tidak ada perkataan lain yang dapat memuaskan jiwa mereka. Ayah saya juga merasakan hal yang sama terhadap Alkitabnya. Di sepanjang pasang surut hidupnya, Allah senantiasa menyediakan harapan, arahan, penghiburan, dan kebenaran melalui perkataan Kitab Suci.
Oleh: Karen Pimpo
Renungkan dan Doakan
Perkataan siapakah yang Anda izinkan membentuk hidup Anda? Bagian mana dari Kitab Suci yang menyentuh hati Anda hari ini?
Ya Allah, ketika aku membaca Kitab Suci-Mu hari ini, bukakanlah telingaku untuk dapat mendengar suara-Mu.
Amin......
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
"Dalam Yohanes 6, Yesus mengajar bahwa murid-murid-Nya “tidak mempunyai hidup di dalam diri [mereka]” jika mereka “tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya” (ay. 53). Ajaran ini sulit sekali untuk mereka pahami (ay. 60). Setelah Kristus menjawab pengikut-Nya yang “bersungut-sungut” (ay. 61) dengan mengatakan, “Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya” (ay. 65), banyak dari antara ”murid-murid-Nya . . . tidak lagi mengikut Dia” (ay. 66).
Meski pesan Yesus tersebut sulit diterima, ajaran itu juga berisi harapan akan kebangkitan, suatu tema yang bisa kita lihat dengan adanya kata hidup. Perikop ini menerangkan kematian Kristus sebagai persembahan tubuh-Nya yang diberikan “untuk hidup dunia” (ay. 51). Siapa pun yang menerima karya penebusan dosa ini dengan iman, ia menerima kasih karunia Allah dan “mempunyai hidup yang kekal dan . . . akan [dibangkitkan] pada akhir zaman” (ay. 54). Petrus tampaknya memahami sebagian dari pesan itu, dengan berkata, “Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal” (ay. 68). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar