Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. –Yesaya 43:1
Baca: Yesaya 43:1-7
Saya pernah merawat sendiri ibu saya, dan pengalaman itu sangat melelahkan bagi kami berdua, baik dari segi emosional maupun fisik. Suatu waktu, saat kami mengunjungi sebuah pameran seni, saya menatap karya seni berupa dua perahu dayung dari kayu yang dipenuhi aneka kaca tiup berwarna-warni yang terinspirasi oleh umpan pancing dan rangkaian bunga khas Jepang. Karya yang diberi nama Ikebana and Float Boats itu terletak di depan dinding hitam pada permukaan yang reflektif. Bola-bola kaca yang berbintik-bintik, bertutul, dan bergaris menyerupai bola permen karet besar, ditumpuk-tumpuk di dalam sebuah perahu yang lebih kecil. Dari lambung pernah yang lain, beragam patung kaca yang panjang, melintir, dan melengkung membubung seperti api yang menyala-nyala. Dalam proses pembuatan kaca tiup itu, sang seniman membentuk setiap potongan kaca cair dengan menggunakan api yang memurnikan.
Air mata mengalir di pipi saya sewaktu saya membayangkan tangan Allah yang penuh kasih memegang saya dan ibu saya—anak-anak-Nya yang terkasih—melewati hari-hari tersulit kami. Saat Allah membentuk karakter umat-Nya melalui api pemurnian dalam hidup ini, Dia menegaskan bahwa pengharapan kita berasal dari pengenalan Dia akan diri kita dan juga pengetahuan bahwa kita adalah milik-Nya (Yes. 43:1). Meski hidup kita tidak akan lepas dari kesulitan, Allah berjanji untuk melindungi dan selalu menyertai kita (ay. 2). Identitas diri-Nya dan kasih-Nya kepada kita menjadi jaminan bagi janji-Nya (ay. 3-4).
Ketika keadaan hidup semakin memanas, kita mungkin merasa rapuh. Bahkan kita mungkin memang rapuh. Namun, Allah memegang kita dengan kuat dalam kasih, seberapa pun panasnya keadaan yang ada. Kita dikenal oleh-Nya. Kita dikasihi-Nya. Kita adalah milik-Nya!
Oleh: Xochitl Dixon
Renungkan dan Doakan
Mengapa dengan menyadari bahwa kita itu milik Allah, kita dapat terus berpengharapan dalam masa-masa sulit? Bagaimana Allah telah memakai api pemurnian untuk membentuk karakter Anda?
Allah Mahakasih, terima kasih, karena Engkau memegangku, membentukku, dan mengingatkanku bahwa aku ini milik-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Peristiwa kehancuran Yerusalem pada tahun 586 SM dan pembuangan Yehuda selama 70 tahun di Babel sudah dinubuatkan oleh Nabi Yesaya lebih dari 100 tahun sebelum itu terjadi (Yesaya 39:6-7; baca juga 2 Tawarikh 36:15-21; 2 Raja-Raja 20:16-18; Yeremia 52:4-7). Namun, Allah tidak meninggalkan umat-Nya, meski Dia akan menghukum mereka akibat ketidaksetiaan mereka. Dalam Yesaya 40–66, sang nabi berbicara tentang kelepasan dan pemulihan Yehuda dari pembuangan itu. Pasal 40–48 berfokus pada kepulangan dari pembuangan di Babel dan cara-cara Allah akan mewujudkannya. Kepada umat-Nya, Allah menjamin kasih-Nya tak akan berakhir, karena merekalah umat pilihan-Nya. Dialah Allah dan Juruselamat mereka yang telah memilih, menebus, dan memuliakan mereka. Mereka tak perlu mengkhawatirkan orang Babel, pembuangan, atau masa depan mereka. “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia,” kata Allah meyakinkan mereka, ”Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau” (43:4-5). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar