• Sukacita dalam Yesus 2025-03-20

    Dukacitamu akan berubah menjadi sukacita . . . dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu. –Yohanes 16:20,22

    Baca: Yohanes 16:16-24

    “Saya berhak untuk bahagia,” kata seorang remaja saat berbicara di hadapan dewan legislatif. Perkataan itu bisa diucapkan oleh siapa saja, di mana saja, karena itulah jeritan hati manusia. Seorang pengajar ilmu pengembangan diri bahkan berkata, “Tuhan mau kamu bahagia.”

    Benarkah itu? Memang tidak salah kita mengejar kebahagiaan. Namun, keadaan mental yang kita dambakan itu cenderung pasang surut mengikuti situasi kita yang berubah dari waktu ke waktu. Upaya seseorang untuk memuaskan hasratnya sendiri pun bisa jadi justru membuyarkan kebahagiaan orang lain.

    Yesus mengarahkan kita kepada sesuatu yang lebih baik. Dia tahu diri-Nya akan segera dipakukan pada kayu salib Romawi demi menanggung dosa dunia. Namun, Yesus memiliki keprihatinan terhadap murid-murid-Nya. Dia memberi tahu mereka, “Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira.” Akan tetapi, Dia juga berkata, “Kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita” (Yoh. 16:20). Kemudian Dia berjanji, “Tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu” (ay. 22).

    Sukacita semacam itu lebih dari sekadar perasaan senang karena mengalami hal-hal yang kita inginkan. Sukacita itu tumbuh dari ketaatan melakukan kehendak Bapa kita di surga. Yesus juga berfirman, “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat. 6:33).

    Kebahagiaan kita bisa lenyap tiba-tiba karena keadaan yang tidak menyenangkan. Namun, sukacita yang datang dari ketaatan mengikuti Yesus akan terus menetap, apa pun situasi yang kita hadapi.

    Oleh: Tim Gustafson

    Renungkan dan Doakan
    Bagaimana mengejar sesuatu yang kita inginkan pada akhirnya justru membuat kita tidak bahagia? Apa perbedaan antara kebahagiaan dan sukacita?

    Bapa terkasih, ajarilah aku untuk memahami perbedaan antara kesenangan sementara dan sukacita abadi.
    Amin....
    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....

    WAWASAN
    Ceramah Ruang Atas (Yohanes 14–16) adalah fokus pengajaran utama dari Injil Yohanes. Pada malam sebelum Yesus mati disalib, Dia menyiapkan murid-murid-Nya untuk memahami penyaliban, kebangkitan, kenaikan, dan kedatangan-Nya kembali. Dia berkata bahwa mereka “akan berdukacita, tetapi dukacita [mereka] akan berubah menjadi sukacita” (16:20). Salah satu hal penting dalam pengajaran Yesus di bagian tersebut adalah janji kedatangan Roh Kudus—karunia Yesus bagi umat-Nya setelah kenaikan-Nya. Janji itu akhirnya dipenuhi pada hari Pentakosta (baca Kisah Para Rasul 2), 10 hari sesudah kenaikan Yesus ke surga, ketika Roh Kudus datang untuk berdiam di dalam diri para murid Yesus. –Bill Crowder 
    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Doa Keputusasaan 2025-07-08

Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” –Yohanes 11:23 Baca: Yohanes 11:1-7, 17-25 Pada tahun 2011, Karey Packard dan putrinya se...

Halaman FB