• Tidak Mudah Tersinggung 2025-03-07

    Orang bijaksana . . . terpuji karena tidak menghiraukan kesalahan orang terhadapnya. –Amsal 19:11 (BIMK)

    Baca: Amsal 19:8-13

    Waktu saya pergi beribadah di gereja setelah beberapa bulan menjalani karantina, saya bersemangat dapat kembali bertemu dengan sejumlah anggota jemaat yang sudah lama tidak saya jumpai. Saya menyadari bahwa beberapa dari mereka, khususnya yang berusia lanjut, tidak akan kembali—sebagian karena alasan kesehatan dan yang lain, sayangnya, karena telah meninggal dunia. Karena itu, saya senang ketika melihat sepasang lansia memasuki ruang ibadah dan duduk di deretan kursi belakang saya. Saya pun melambaikan tangan kepada mereka berdua. Yang pria membalas sapaan saya, sementara sang istri menatap saya tanpa tersenyum sama sekali. Jujur, saya merasa tersinggung dan bertanya-tanya tentang sikapnya.

    Beberapa minggu kemudian, saya melihat wanita yang sama (yang tidak membalas sapaan saya tadi) sedang dibantu oleh seorang rekan yang berperan sebagai perawat dengan memberi tahu kapan beliau harus berdiri atau duduk. Ternyata wanita tua tersebut menderita sakit keras, sehingga ia tidak mengenali saya. Saya merasa lega karena saya tidak menegurnya atau menunjukkan kejengkelan ketika beliau tidak membalas sapaan saya di waktu yang lalu.

    Kitab Amsal menyajikan banyak ucapan nasihat tentang cara hidup yang bijaksana, dan nasihat untuk tidak mudah tersinggung adalah salah satu yang paling bernilai. Amsal bahkan berkata, “Orang bijaksana . . . terpuji karena tidak menghiraukan kesalahan orang terhadapnya” (19:11 BIMK). Memilih untuk tidak tersinggung dan belajar untuk “menahan kemarahan” (ay. 11) adalah perbuatan terhormat. Memang dibutuhkan kesabaran dan “hikmat” (ay. 8 AYT) untuk memiliki sikap tersebut, tetapi alangkah berharganya berkat yang kita terima saat kita mampu menguasai diri dan memilih untuk mengasihi orang lain.

    Oleh: Katara Patton

    Renungkan dan Doakan
    Kapan Anda pernah tersinggung oleh perbuatan orang lain? Kapan tidak menghiraukan kesalahan orang lain menjadi keputusan yang tepat?

    Allah Mahakasih, aku bersyukur, karena Engkau tidak menghiraukan momen-momen ketika aku menyinggung-Mu. Berikanlah aku hikmat untuk memiliki sikap yang sama terhadap orang lain.
    Amin....
    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN
    Allah berkata pada Salomo, “Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorang pun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorang pun seperti engkau” (1 Raja-Raja 3:12). Di sepanjang hidupnya, Salomo menulis banyak amsal. Namun, hikmat dari Allah itu tak membuat Salomo menjauhi perbuatan-perbuatan bodoh yang fatal. Dalam Ulangan 17:16-17, Allah memperingatkan bahwa ketika Israel memiliki raja, ia tak boleh memelihara banyak kuda (lambang kekuatan militer) atau mempunyai banyak istri dari negeri asing (lambang aliansi politik untuk mengukuhkan kekuasaannya). Jelaslah bahwa ini berarti seorang raja harus mendapatkan perlindungannya hanya dari Allah, Raja Israel yang sejati. Salomo dengan bodoh mengabaikan peringatan ini, dengan mengumpulkan begitu banyak kuda sampai harus membangun kota-kota untuk memelihara mereka (1 Raja-Raja 10:26). Selain itu, ia menikahi 700 istri dan 300 gundik (11:3). Wanita-wanita itu membelokkan hati Salomo dari Allah (ay. 4). Karena kebodohan Salomo ini, Allah mendatangkan hukuman atas dirinya (ay. 9-13). –Bill Crowder 
    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Doa Keputusasaan 2025-07-08

Kata Yesus kepada Marta: “Saudaramu akan bangkit.” –Yohanes 11:23 Baca: Yohanes 11:1-7, 17-25 Pada tahun 2011, Karey Packard dan putrinya se...

Halaman FB