Terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. –2 Korintus 12:9
Baca: 2 Korintus 12:1-10
Teolog abad pertengahan Thomas Aquinas telah mengalami begitu banyak penderitaan karena mengabdikan seluruh hidupnya untuk mencari Allah. Keluarganya sendiri pernah memenjarakannya demi menghentikan keinginannya untuk bergabung ke Ordo Dominikan, sebuah kelompok rahib yang membaktikan hidup mereka kepada kesederhanaan, pembelajaran, dan pemberitaan Injil. Setelah menghabiskan hampir seumur hidupnya mempelajari Kitab Suci dan alam ciptaan Allah, serta menulis hampir 100 judul buku, Aquinas menikmati pengalaman yang begitu intens dengan Allah, sehingga ia menulis, “Saya tidak bisa menulis lagi, karena Allah telah memberiku pengetahuan yang begitu mulia, sehingga semua hal yang pernah kutulis terasa seperti sia-sia.” Tiga bulan kemudian, Aquinas meninggal dunia.
Rasul Paulus juga mendeskripsikan pengalamannya yang begitu dahsyat bersama Allah sehingga ia tidak mampu menjelaskannya dengan kata-kata. Itu terjadi ketika ia “tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan . . . mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia” (2 Kor. 12:4). “Karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu,” Paulus diberi “suatu duri di dalam daging[nya]” (ay. 7) untuk membuatnya tetap rendah hati dan bergantung pada Allah. Ia diberi tahu oleh Allah, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (ay. 9).
Semakin kita mengenal Allah, semakin kita menyadari bahwa mustahil bagi kita untuk mendeskripsikan diri-Nya dengan kata-kata. Namun, di dalam kelemahan dan ketidaksanggupan kita untuk berkata-kata, kasih karunia dan keindahan Kristus semakin bersinar terang.
Oleh: Monica La Rose
Renungkan dan Doakan
Apa saja pengalaman dari Allah yang membuat Anda mustahil dapat menjelaskannya dengan kata-kata? Bagaimana pengalaman-pengalaman tersebut mengubahkan Anda?
Terima kasih, ya Allah, atas keindahan-Mu yang telah mengubahkan hidupku. Tolonglah aku bersandar kepada-Mu dengan rendah hati.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Paulus tidak menjelaskan secara eksplisit apa “duri” (2 Korintus 12:7) yang mengganggunya, tetapi kita tahu hal itu sangat menekan dirinya, meski tidak mencegahnya berkhotbah dan melayani ke mana-mana. Ahli Perjanjian Baru, Ben Witherington III, berpendapat bahwa mungkin saja “duri” itu adalah sejenis penyakit mata. Dalam Galatia 4:13-15, Paulus menjelaskan permulaan dari sebuah penyakit yang direspons dengan baik oleh jemaat Galatia, yang membuat mereka, jika mungkin, ingin “mencungkil mata [mereka] dan memberikannya kepada [Paulus]” (ay. 15). Apa pun yang Paulus alami, ia mengalami “kuasa Kristus” melalui kelemahannya (2 Korintus 12:9). Oleh karena kuasa Allah, kita dapat mengalami hal yang sama. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar