• Sikap Rendah Hati yang Terhormat 2025-05-06

    Siapa yang meninggikan diri, akan direndahkan dan siapa pun yang merendahkan diri, akan ditinggikan. –Lukas 14:11 (TB2)

    Baca: Lukas 14:7-11

    Sebagai guru sekolah dasar, teman saya Jenni sering mengantar murid-muridnya ke kelas-kelas lain untuk mengikuti mata pelajaran seperti musik atau seni. Ketika siswa-siswi kelas lima itu diminta berbaris dan bergerak ke ruangan lain, mereka akan berebut posisi, dengan beberapa dari mereka berusaha memperebutkan tempat paling depan. Suatu hari, Jenni mengejutkan mereka dengan meminta semua anak untuk berbalik dan memimpin barisan itu dari posisi yang beberapa detik sebelumnya paling belakang. Anak-anak itu pun jelas terkejut.

    Ketika Yesus mengamati terjadinya perebutan serupa di meja makan, Dia menanggapinya dengan menceritakan sebuah perumpamaan yang tentu saja mengejutkan para tamu yang lain. Dengan menggunakan sebuah cerita tentang pesta pernikahan, Dia mengajar mereka agar “[jangan] duduk di tempat kehormatan”, melainkan sebaliknya, “duduk di tempat yang paling rendah” (Luk. 14:8-10). Kristus memutarbalikkan norma-norma sosial yang mereka anut dengan mengatakan bahwa “siapa yang meninggikan diri, akan direndahkan dan siapa pun yang merendahkan diri, akan ditinggikan” (ay. 11 TB2).

    Prinsip Kerajaan Allah itu bisa jadi sulit untuk diterapkan, terutama karena sebagai manusia kita cenderung masih saja berfokus pada “kemenangan”—dengan sengaja memilih posisi terakhir sekarang agar kita bisa menjadi yang pertama kemudian. Namun, Yesus mendorong kita untuk mengikuti teladan-Nya dan memohon pertolongan-Nya dalam mengubah pola pikir kita. Kita perlu melihat bahwa menjadi rendah hati, dengan berada di posisi terakhir dan paling rendah, sesungguhnya merupakan sikap yang terhormat.

    Oleh: Kirsten Holmberg

    Renungkan dan Doakan

    Siapakah dalam hidup Anda yang mencerminkan kerendahan hati seperti yang diajarkan Yesus? Kapan Anda pernah merasa kesulitan untuk melepaskan tempat terhormat yang Anda miliki?

    Tolonglah aku, Tuhan Yesus, untuk menunjukkan kerendahan hati dalam segala keadaan yang kuhadapi.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN

    Pandangan Yesus yang berlawanan dengan kelaziman tentang kehormatan di Lukas 14:7-11 sebenarnya bukan hal baru bagi para pendengar-Nya. Mereka sudah akrab dengan Daud, yang menjadi raja Israel meski merupakan anak bungsu. Sebelumnya ada juga Gideon, yang lahir dari keluarga miskin dan berasal dari kaum terlemah dari sukunya. Namun, Gideon berhasil melepaskan Israel dari para penindasnya. Lalu ada Yusuf, anak kesebelas Yakub, yang menjadi penyelamat keluarganya di Mesir—keluarga yang pada masa itu adalah bangsa termuda dalam dunia yang telah dihuni banyak bangsa lain (Ulangan 7:1). Namun, bangsa terpilih itulah yang mendapat kehormatan untuk menjadi terang bagi seluruh dunia (4:5-8). Dalam Injil Lukas, Kristus mengingatkan para pendengar-Nya tentang sebuah prinsip yang mengalir di sepanjang Alkitab—Allah meninggikan yang terakhir, terkecil, dan tidak layak untuk menunjukkan kemuliaan dan kebaikan-Nya. Memang inilah sifat Kerajaan Allah, yang berkebalikan dengan dunia (1 Korintus 1:26-29), dan itulah inti dari Injil itu sendiri (Matius 20:28). –Tim Laniak

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB