Apabila saudaramu jatuh miskin, . . . maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu. –Imamat 25:35
Baca: Imamat 25:35-38
Pada awal 1900-an, hukum di AS melarang orang kulit hitam dan kaum imigran untuk menyewa atau membeli properti di Coronado, California. Seorang pria kulit hitam bernama Gus Thompson (yang lahir dalam perbudakan) telah membeli tanah sebelumnya dan membangun sebuah rumah penginapan di Coronado sebelum hukum yang diskriminatif tersebut diberlakukan. Pada tahun 1939, Gus menyewakan rumahnya kepada sebuah keluarga dari Asia, dan akhirnya menjual tanah itu kepada mereka. Hampir 85 tahun kemudian, setelah menjual properti tersebut, sejumlah anggota dari keluarga Asia tersebut mendonasikan keuntungan dari penjualan itu untuk membantu pendidikan para mahasiswa kulit hitam. Mereka juga berupaya untuk memberi nama sebuah gedung di San Diego State University dengan nama Gus dan istrinya, Emma.
Kitab Imamat juga berbicara tentang cara memperlakukan sesama dengan baik. Allah memerintahkan umat-Nya, “Apabila saudaramu jatuh miskin, . . . maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu” (25:35). Dia meminta umat-Nya memperlakukan sesama dengan baik dan adil, khususnya mereka yang menderita. Dengan didorong sikap “takut” (ay. 36) dan hormat akan Allah, mereka harus membantu sesama yang kesusahan dan tidak mampu mencukupi kebutuhan mereka. Mereka harus memperlakukan sesama seperti mereka memperlakukan “orang asing dan pendatang” (ay. 35), yaitu dengan penuh keramahan dan kasih.
Gus Thompson dan istrinya telah membantu satu keluarga yang secara ras berbeda dengan mereka. Sebagai balasannya, keluarga yang dibantu itu telah memberkati banyak orang lainnya. Marilah kita menjadi perpanjangan belas kasihan Allah kepada mereka yang membutuhkan saat Dia menolong kita menunjukkan kasih-Nya kepada mereka.
Oleh: Katara Patton
Renungkan dan Doakan
Siapa saja yang membutuhkan pertolongan di tengah komunitas Anda? Bagaimana cara Anda mempedulikan mereka?
Bapa yang peduli, bukalah mataku, agar aku mengetahui bagaimana caranya aku dapat membantu sesamaku.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Setiap tujuh tahun, bangsa Israel dan semua yang hidup bersama mereka harus berhenti bertani dan hanya boleh makan dari apa yang dihasilkan tanah mereka (Imamat 25:1-7). Tahun itu disebut Tahun Sabat. Mereka membiarkan tanah itu beristirahat dan menikmati hasil dari istirahat itu selama satu tahun penuh, dengan hanya bergantung pada Tuhan yang menyediakan kebutuhan mereka.
Selain itu, setiap 50 tahun (setelah tahun sabat ketujuh), mereka harus merayakan Tahun Yobel (ay. 8-55). Selain mengistirahatkan tanah, mereka juga menghapuskan semua utang yang ada di seluruh bangsa dan mengembalikan milik pusaka kepada keluarga dan suku pemilik aslinya. Tahun Yobel memberikan kelegaan kepada keluarga-keluarga agar tidak terjebak dalam siklus kemiskinan, sehingga seluruh umat Allah dapat menikmati berkat dari tanah yang telah Allah berikan kepada mereka. –Jed Ostoich
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar