Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu. –Lukas 12:20
Baca: Lukas 12:13-21
Menjelang tutup usia, tidak ada yang menyebutkan tentang harta benda yang sering kita kejar seumur hidup kita. Itulah yang ditemukan Bonnie Ware, seorang jururawat paliatif, saat mendampingi seseorang yang sedang menuju ajalnya. Ia sengaja bertanya kepada mereka: “Apakah Anda akan melakukan sesuatu yang berbeda jika Anda dapat mengulang kembali hidup Anda?” Tema-tema yang hampir senada bermunculan, dan ia pun menyusun daftar lima penyesalan terbesar dari orang yang sekarat: (1) Andai saja saya berani menjalani hidup menurut kemauan sendiri. (2) Andai saja saya tidak bekerja terlalu keras. (3) Andai saja saya punya keberanian mengutarakan perasaan saya. (4) Andai saja saya tetap menjaga hubungan dengan teman-teman saya. (5) Andai saja saya mengizinkan diri saya merasa lebih bahagia.
Daftar penemuan Ware tersebut mengingatkan kita pada perumpamaan yang diceritakan Yesus dalam Lukas 12. Seorang pria kaya memutuskan untuk membangun lumbung yang lebih besar untuk menyimpan hasil panennya yang berlimpah. Kemudian ia memutuskan untuk beristirahat, bersenang-senang, dan menikmatinya sampai akhir hayat (ay. 18-19). Namun, saat itu juga, Allah mengambil nyawanya sambil menegur keras: “Hai engkau orang bodoh”—dilanjutkan dengan pertanyaan yang menghantui, yang pada intinya mengingatkan: “Apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?” (ay. 20).
Apakah mungkin meninggalkan dunia tanpa penyesalan sama sekali? Sulit untuk menjawabnya dengan pasti. Namun, kita tahu dari Alkitab bahwa menimbun harta bagi diri sendiri adalah sebuah kesia-siaan. Kekayaan sejati berasal dari hidup yang diinvestasikan bagi Allah.
Oleh: John Blase
Renungkan dan Doakan
Bagaimana seandainya hidup Anda diambil hari ini? Apakah Anda akan disebut orang bijak atau orang bodoh? Mengapa demikian?
Tuhan Yesus, bila tiba waktunya aku berpulang, aku ingin memiliki penyesalan sesedikit mungkin. Tolonglah aku untuk hidup dengan bijaksana, dan membangun hidup yang kaya di dalam-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Peringatan Yesus agar kita berjaga-jaga terhadap “segala ketamakan” (Lukas 12:15) berhubungan dengan penekanan yang kuat dalam Injil Lukas tentang bahaya kekayaan, juga tentang kepedulian Allah kepada kaum miskin. Dalam nyanyian Maria di Lukas 1:46-55, ia memuji Allah sebagai Pribadi yang “melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa” (ay. 53). Dalam pasal 6, Kristus berkata, “Celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar” (ay. 24-25).
Dalam perumpamaan Yesus tentang orang kaya yang membangun lumbung besar untuk menampung surplus hasil panennya, kita diajak melihat isi hati orang tersebut (12:18-19). Di sana kita menemukan seseorang yang tak peduli kepada orang-orang yang berkekurangan di sekitarnya; ia hanya menyusun rencana demi dirinya sendiri: “beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!” (ay. 19). Allah dapat menolong kita hidup dengan bijaksana tanpa penyesalan. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar