Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. –1 Petrus 1:6
Baca: 1 Petrus 1:3-9
Ribuan orang di dunia mendoakan Shiloh, putra Sethie yang berusia 3 tahun, yang sudah terbaring berbulan-bulan di rumah sakit. Ketika para dokter mengatakan bahwa “otak Shiloh tidak menunjukkan aktivitas yang berarti,” Sethie menelepon saya. “Terkadang, aku khawatir kalau-kalau aku tidak hidup dengan iman yang penuh,” katanya. “Aku tahu Allah sanggup menyembuhkan Shiloh dan mengizinkannya pulang ke rumah bersama kami. Aku pun pasrah apabila Allah menyembuhkannya dengan cara membawanya pulang ke surga.” Untuk meyakinkannya bahwa Allah sungguh mengerti melebihi siapa pun juga, saya berkata: “Kamu sudah berserah kepada Allah. Itu iman yang penuh!” Beberapa hari kemudian, Allah memanggil pulang putranya yang terkasih ke surga. Meski bergumul dalam pedihnya kehilangan, Sethie bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada orang-orang yang telah berdoa bagi mereka. Ia berkata, “Aku percaya Allah itu tetap baik dan Dia tetap Allah.”
Di dunia ini, sampai Yesus datang kembali, kita akan “berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan” (1 Ptr. 1:6). Kita perlu memproses berbagai emosi nyata yang timbul akibat rasa sakit yang sungguh-sungguh kita alami. Namun, setiap orang yang mengalami “hidup yang baru” dalam Kristus (ay. 3 BIMK) dapat diteguhkan oleh kasih mereka kepada Tuhan Yesus dan “bergembira, dan merasakan sukacita yang agung dan tak terkatakan” (ay. 8 BIMK). Tujuan akhir iman kita kepada Kristus ialah: “keselamatan jiwa [kita]” (ay. 9).
Roh Kudus akan memampukan kita untuk hidup dengan iman yang penuh—menyerahkan dengan yakin dan sepenuhnya setiap doa dan situasi hidup kita kepada Kristus.
Oleh: Xochitl Dixon
Renungkan dan Doakan
Kapan Allah pernah memampukan Anda bersukacita dengan pengharapan akan keselamatan dalam Yesus di saat Anda sedang terpuruk? Bagaimana keyakinan Anda kepada-Nya mengubah cara Anda berdoa?
Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk mempercayai-Mu saat aku menantikan kedatangan-Mu yang dijanjikan, ketika Engkau akan membuat segala sesuatu menjadi baru.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Kenyataan akan penderitaan yang dialami orang-orang percaya telah digarisbawahi oleh Petrus dan para penulis lainnya dalam Perjanjian Baru. Orang-orang percaya beriman bahwa mereka akan “menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu” (1 Petrus 1:4), tetapi mereka juga menghadapi “berbagai-bagai pencobaan” (ay. 6). Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “pencobaan” berbicara tentang keadaan sulit, kesengsaraan, atau masalah. Kata ini juga digunakan dalam Yakobus 1:2: “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” Paulus juga mengatakan hal yang serupa dalam Roma 8: “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (ay. 18). Jiwa kita, meski lelah, dapat terus menemukan sukacita dan pengharapan dalam keselamatan kita di dalam Yesus, sebagaimana dikatakan dalam 2 Korintus 4:16-17: “Sebab itu kami tidak tawar hati, . . . Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar