Hendaklah masing-masing memberikan . . . jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. –2 Korintus 9:7
Baca: 2 Korintus 8:1-7
Dalam pidatonya kepada 1.200 lulusan universitas pada tahun 2024, pengusaha miliarder Robert Hale Jr. berkata, “Masa-masa sulit ini telah meningkatkan kebutuhan untuk berbagi, peduli, dan memberi. [Saya dan istri saya] ingin memberi kalian dua hadiah: yang pertama adalah hadiah kami untuk kalian, yang kedua adalah hadiah pemberian.” Ucapannya lalu diikuti dengan pembagian dua amplop kepada masing-masing lulusan yang tidak tahu-menahu—500 dolar untuk mereka sendiri, dan 500 dolar lagi untuk mereka teruskan kepada seseorang yang membutuhkan.
Memang kekayaan Robert Hale memampukannya untuk berbagi dengan cara seperti itu beberapa kali, kemurahan hati bukanlah tindakan yang hanya dipraktikkan oleh mereka yang berlimpah harta. Meski miskin, orang-orang percaya di Makedonia kuno rela memberi agar kebutuhan saudara-saudari seiman mereka di Yerusalem dapat terpenuhi. Paulus berkata tentang jemaat Makedonia itu, “Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan” (2 Kor. 8:2). Dia memuji mereka karena “mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka. Dengan kerelaan sendiri mereka meminta dan mendesak kepada kami, supaya mereka juga beroleh kasih karunia untuk mengambil bagian dalam pelayanan kepada orang-orang kudus” (ay. 3-4).
Orang-orang yang menyadari bahwa mereka telah menerima banyak anugerah dari Allah melalui Yesus Kristus dapat merespons dengan menunjukkan kemurahan hati terhadap kebutuhan orang lain. Dengan pertolongan Allah, marilah kita memberi sesuai dengan teladan Pribadi yang berkata, “Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima” (Kis. 20:35).
Oleh: Arthur Jackson
Renungkan dan Doakan
Apakah yang bisa Anda tawarkan dengan murah hati kepada seseorang? Bagaimana Anda telah menerima kemurahan hati orang lain?
Bapa Surgawi, mampukanlah aku untuk rela memberi dengan murah hati kepada orang lain.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Label yang pas untuk “jemaat-jemaat di Makedonia” (2 Korintus 8:1)—yaitu Tesalonika dan Berea—adalah “Teladan Kasih Karunia.” Jemaat-jemaat ini dirintis oleh Paulus dalam perjalanan misinya yang kedua di Filipi. 2 Korintus 8 menjelaskan lebih lanjut tentang diri orang-orang percaya itu. Mereka tidak puas hanya menjadi penerima berkat Tuhan (ay. 1); mereka juga mau membagikan berkat. Bahkan, mereka tidak membiarkan kesulitan mereka menjadi alasan untuk tidak berbagi dengan sesama: “Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan” (ay. 2). Sebagai penerima kasih karunia Allah (ay. 1), mereka melihat keikutsertaan mereka bukan sebagai kewajiban melainkan “kasih karunia” (ay. 4). Akhirnya, kerelaan mereka memberi secara materi adalah dampak dari pemberian diri mereka yang pertama-tama kepada Kristus (ay. 5), yang “menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya [kita] menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (ay. 9). Ketika kita berkorban dengan berbagi kepada mereka yang membutuhkan, kita sedang mencerminkan Kristus yang rela berkorban. –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread
Tidak ada komentar:
Posting Komentar