• Jangan Curi Kemuliaan-Nya 2025-06-25

    Sesungguhnyalah, Allahmu itu . . . Yang menyingkapkan rahasia-rahasia, sebab engkau telah dapat menyingkapkan rahasia itu. –Daniel 2:47

    Ratusan tamu undangan memenuhi aula pertemuan yang megah untuk merayakan hari jadi ke-50 sebuah organisasi nirlaba, sekaligus memberi penghargaan kepada orang-orang yang telah berkontribusi dari dekade ke dekade. Dengan penuh rasa syukur, salah seorang pendiri organisasi itu menyatakan bahwa pekerjaan mereka telah didukung oleh para sukarelawan yang mengabdikan ribuan jam dan jutaan dolar yang diterima dalam bentuk hibah. Namun, ia mengakui bahwa semua keberhasilan mereka tidak akan terjadi tanpa campur tangan Allah. Ia berulang kali menegaskan bahwa organisasi mereka dapat berkembang bukan karena usaha manusia—meski faktor itu tidak dapat diabaikan—melainkan karena Allah sudah memelihara pelayanan mereka.

    Daniel memahami pentingnya mengakui segala kebaikan sebagai pemberian Allah. Ketika Raja Nebukadnezar bermimpi tentang masa depan, ia memanggil semua orang bijaksana di Babel untuk menceritakan ulang dan menafsirkan mimpi itu. Dengan tawar hati, mereka mengeluhkan bahwa tidak ada seorang pun di muka bumi yang dapat melakukan apa yang diminta oleh raja; hal ini membutuhkan kekuatan supernatural (Dan. 2:10-11). Daniel setuju, dengan berkata, “Rahasia, yang ditanyakan tuanku raja, tidaklah dapat diberitahukan kepada raja oleh orang bijaksana, ahli jampi, orang berilmu atau ahli nujum. Tetapi di surga ada Allah yang menyingkapkan rahasia-rahasia” (ay. 27-28). Dalam iman, Daniel meminta Allah untuk menyingkapkan mimpi itu kepadanya. Ketika doanya dikabulkan, Daniel dengan rendah hati segera menyebutkan bahwa penafsiran mimpi itu bukan berasal dari hikmatnya sendiri, melainkan dari Allah Maha Besar yang disembahnya (ay. 30,45).

    Merayakan pencapaian memang baik, tetapi pada saat yang sama kita patut memberikan kemuliaan kepada Allah. Pada akhirnya, segala hal yang patut dipuji dalam hidup kita hanya bersumber dari-Nya.

    Oleh: Karen Pimpo

    Renungkan dan Doakan

    Bagaimana Anda menyadari pemeliharaan Allah dalam hidup Anda belakangan ini? Mengapa terkadang sulit bagi kita untuk mengakui Dia sebagai sumber kebaikan yang kita terima?

    Ya Allah, terima kasih, karena Engkaulah sumber segala hal yang baik.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....

    WAWASAN

    Kerendahan hati Daniel dengan memuliakan Allah untuk pengertian yang diterimanya atas mimpi Nebukadnezar (Daniel 2:24-30), menggemakan pengalaman Yusuf dalam Kejadian 41. Setelah dipanggil dari penjara untuk mengartikan mimpi Firaun, Yusuf berkata kepada Firaun, “Bukan hamba, Tuanku, melainkan Allah yang akan memberikan penjelasan yang tepat” (ay. 16 BIMK). Dalam kedua kisah ini, baik Daniel maupun Yusuf tidak mencari keuntungan dengan memanfaatkan kemampuan mereka. Pada zaman kuno, mimpi dianggap sebagai pesan dari para dewa. Karena itu, orang yang mampu mengartikan mimpi akan dianggap terpandang. Yusuf dan Daniel memilih memuliakan Allah—mengakui bahwa kesanggupan itu berasal dari Allah—daripada memuliakan diri sendiri. –Bill Crowder

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB