Berilah orang bijak nasihat, maka ia akan menjadi lebih bijak. –Amsal 9:9
Baca: Amsal 9:1-6, 13-18
Setelah Kat mengetahui bahwa dirinya mengandung, ia berhenti bersekolah untuk merawat putrinya. Lima belas tahun kemudian, Kat adalah seorang pekerja sekaligus ibu dari tiga anak yang menggenggam impian untuk menjadi ahli kecantikan profesional. Dengan kerendahan hati dan keuletan, ia kembali bersekolah melalui paket belajar gratis. Kat merasa terharu dapat kembali belajar setelah sekian lama absen. “Hidupku berubah karena paket itu!” kata Kat. “Aku punya guru yang sangat luar biasa dan sering menguatkanku.”
Sikap yang selalu mau diajar mungkin adalah salah satu hal tersulit yang dapat kita lakukan. Alkitab berbicara tentang bagaimana memiliki hati yang mau diajar dan terbuka untuk menerima hikmat Allah. Syair di dalam Kitab Amsal menggambarkan dua perempuan yang berseru memanggil orang-orang yang lewat, yaitu Hikmat dan Kebodohan (Ams. 9:1-6, 13-18). Mereka yang mendengarkan seruan Hikmat menerima teguran dengan baik. Mereka menjadi lebih bijak dan “pengetahuan [mereka] akan bertambah” (ay. 9). Mereka terbiasa mengikuti “jalan pengertian” (ay. 6) dan senang mendengarkan Hikmat untuk menerima pengajaran. Ketaatan mereka memimpin kepada kepenuhan hidup (ay. 11). Sebaliknya, mereka yang mendengarkan seruan Kebodohan justru membenci teguran atau kritikan. Mereka mencemooh siapa saja yang mencoba mendidik mereka (ay. 7-8).
Kerendahan hati berasal dari sikap takut akan Allah—mengakui bahwa Dia saja “Yang Mahakudus” dan bukan kita (ay. 10). Memang tidak mudah untuk mempunyai sikap yang selalu mau diajar, tetapi mengakui bahwa kita tidak tahu segala-galanya dan masih membutuhkan bantuan akan membawa kelegaan. Hikmat berseru memanggil kita. Bagaimana respons kita?
Oleh: Karen Pimpo
Renungkan dan Doakan
Seperti apa biasanya reaksi Anda terhadap kritik? Bagaimana respons yang rendah hati dapat membawa kita kepada pertumbuhan dan kemenangan?
Bapa yang bijaksana, harus kuakui, tidak mudah bagiku untuk menerima didikan, tetapi aku percaya pada jalan-jalan-Mu.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
“Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk,” kata Musa kepada bangsa Israel menjelang akhir hidupnya. Ia pun mendesak mereka, “Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya” (Ulangan 30:19-20).
Kitab Amsal menegaskan nasihat yang bijak ini dengan ajakan untuk meninggalkan jalan hidup yang berbahaya dan memilih kehidupan. Amsal 9 merupakan penutup dari tiga pasal yang mengontraskan hikmat dan kebodohan, masing-masing digambarkan sebagai dua wanita. Dalam pasal 7, seorang ayah menasihati anaknya, “Katakanlah kepada hikmat: ‘Engkaulah saudaraku’” (ay. 4), dan memperingatkannya agar menjauhi perempuan pezinah: “Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan perempuan itu” (ay. 25). Ketiga pasal ini (7, 8, dan 9) ditutup dengan peringatan tentang maut yang menanti orang-orang yang menolak hikmat (7:26-27; 8:35-36; 9:18). Sebaliknya, Amsal 9:6 menegaskan, “Buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup.” Ketika seseorang yang bodoh membuka hatinya untuk diajar, ia akan menjadi lebih bijak dan semakin dekat dengan Allah. –Tim Gustafson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar