• Allah Mendengar Doa-Doa Kita 2025-11-04

    Lalu Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan. –Yesaya 38:2

    Baca: Yesaya 38:1-6

    Teman saya, Christine, dan suaminya diundang untuk makan malam di rumah paman dan bibinya. Bibi Christine baru saja didiagnosis menderita kanker ganas. Sebelum mereka mulai makan, sang paman bertanya, “Apakah ada yang ingin menyampaikan sesuatu?” Christine tersenyum, karena ia tahu maksud pamannya adalah, “Apakah ada yang ingin berdoa?” Pamannya belum percaya kepada Yesus, tetapi beliau tahu Christine adalah seorang percaya. Jadi itu adalah cara pamannya meminta Christine untuk berdoa. Dengan tulus hati, Christine lalu berdoa mengucap syukur atas pemeliharaan Allah dan memohon supaya Dia mengadakan mukjizat bagi bibinya.

    Dalam Alkitab, Raja Hizkia jatuh sakit dan Nabi Yesaya mengatakan kepadanya bahwa ia akan mati (Yes. 38:1). Hizkia sangat rindu mengutarakan isi hatinya kepada Allah, sehingga ia menangis “dengan sangat” dan berdoa, “Ah Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan dengan tulus hati” (ay. 3). Dengan jujur dan tanpa sungkan, Hizkia berdoa memohon kesembuhan. Meski kesembuhan tidak bergantung pada kebaikan kita, dan Allah tidak menjamin akan selalu menyembuhkan, Dia memperpanjang hidup Hizkia selama 15 tahun (ay. 5). Setelah sembuh, Hizkia pun mengucap syukur dan memuji Dia (ay. 16).

    Allah memanggil kita untuk berdoa, baik untuk kebutuhan yang mendesak maupun untuk mengucap syukur kepada-Nya atas hal-hal kecil dan besar. Dia mendengar doa kita, melihat air mata kita, dan akan menjawab sesuai dengan rencana-Nya. Bagian kita adalah untuk “selalu hidup dengan rendah hati di hadirat Tuhan” (ay. 15 FAYH).

    Oleh: Anne Cetas

    Renungkan dan Doakan

    Pergumulan apa yang ingin Anda sampaikan kepada Allah? Bagaimana Anda dapat mempercayai Dia sepenuhnya?

    Ya Bapa, aku bersyukur, karena Engkau mau mendengar isi hatiku. Aku percaya, Engkau berkuasa dan sanggup menggenapi kehendak-Mu yang baik dalam hidupku dan hidup orang-orang yang kukasihi.

    Amin 

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu 

    WAWASAN

    Dalam Yesaya 36–37, Hizkia digambarkan sebagai seorang yang penuh iman. Ia pernah dilepaskan secara ajaib dari ancaman tentara Asyur dan disembuhkan Allah secara luar biasa. Namun, setelah itu, Hizkia mulai menjadi angkuh. Kesombongan itu akhirnya membawa bencana bagi seluruh bangsa. Hizkia dengan bangga mengantar utusan dari Babel untuk melihat seluruh harta kerajaannya. Tindakan ini membuatnya ditegur keras oleh Allah. Dalam Yesaya 39:5-8, Nabi Yesaya menyampaikan bahwa semua harta Hizkia dan milik bangsa itu akan diangkut ke Babel—nubuat yang kelak digenapi saat Yehuda dibuang ke sana. Keburukan hati Hizkia tersingkap ketika ia merasa puas bahwa hidupnya sendiri akan tetap aman dan damai (ay. 8), meski ia telah diperingatkan tentang masa depan bangsanya. Allah memang menjawab doa Hizkia, tetapi kesombongannya membawa celaka bagi bangsanya.

    Hari ini, Allah mengundang kita untuk membawa kekhawatiran kita kepada-Nya dalam doa. Kita dapat meyakini bahwa Dia mendengar kita (Yesaya 38:5) dan akan menjawab sesuai dengan rencana-Nya. –Bill Crowder

    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti 

    Our Daily Bread

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Siapakah Sesamaku Manusia? 2025-12-16

Pergilah, dan perbuatlah demikian! –Lukas 10:37 Baca: Lukas 10:25-34, 36-37 Dari ranjang rumah sakitnya, wajah Marie Coble berseri-seri meny...

Halaman FB