Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. –Efesus 2:21
Baca: Efesus 2:12-22
Karya seni Grand Rapids Arch karya Andy Goldsworthy terletak di sisi sebuah jalan, seolah-olah terlihat sedang berjalan bersama para pengunjung. Sang seniman menciptakan lengkungan setinggi hampir 5,5 m dari 36 buah lempengan batu pasir Skotlandia tanpa menggunakan semen atau pasak. Batu-batu yang berbeda dan yang potongannya dicocokkan itu disusun menjulang pada kemiringan tertentu, kemudian ditopang oleh tekanan yang dihasilkan oleh batu kunci berbentuk baji agar tetap utuh dan tidak goyah. Batu kunci itu berperan penting untuk menjaga kesatuan seluruh bangunan, seperti halnya sebongkah batu penjuru.
Karya tersebut mengingatkan saya bagaimana Yesus menjadi “batu penjuru” dari gereja-Nya yang beraneka ragam (Ef. 2:20). Bangsa-bangsa non-Yahudi dulunya “tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia” (ay. 12). Yesus telah “mempersatukan kedua pihak dan . . . telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan” (ay. 14). Dia menciptakan “satu manusia baru”, dan “memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib,” sehingga “kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa” (ay. 15-16,18).
Kristus membangun kita sebagai satu gereja yang menjadi “tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (ay. 22). Dia membentuk setiap pribadi secara unik, menghubungkan kita dengan-Nya dan dengan satu sama lain melalui Dia, serta berjalan bersama kita. Sebagai gereja, kita semua disatukan oleh Yesus.
Oleh: Xochitl Dixon
Renungkan dan Doakan
Apa yang selama ini menghalangi Anda untuk terhubung dengan Yesus sebagai Kristus, Pribadi yang menyatukan gereja? Bagaimana Dia telah menolong Anda untuk terhubung dengan umat-Nya yang beraneka ragam?
Tuhan Yesus, eratkanlah hubunganku dengan-Mu dan juga dengan anggota keluarga-Mu yang beraneka ragam.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Efesus 2:12–20 menyoroti penyatuan orang Yahudi dan non-Yahudi melalui Yesus. Di dalamnya digambarkan peralihan dari keterpisahan—“tanpa Kristus,” “tidak termasuk,” “tidak mendapat bagian,” “tanpa pengharapan dan tanpa Allah,” “jauh” (ay. 12-13)—menuju perdamaian (ay. 16). Melalui perumpamaan tubuh dan bangunan (ay. 16,19-22), Paulus merangkum karya penyatuan yang dilakukan oleh Kristus. Dua kata dalam bahasa Yunani yang jarang muncul dalam Perjanjian Baru memperkuat gambaran ini: akrogōniaios (“batu penjuru,” ay. 20) dan synarmologeō (“rapi tersusun,” ay. 21). Yesus adalah batu penjuru yang menyatukan dan menopang seluruh bangunan—orang Yahudi maupun non-Yahudi. –Arthur Jackson
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar