Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim, dan janda. –Ulangan 24:19
Baca: Ulangan 24:17-22
Beberapa tahun lalu, gereja kami menerima kehadiran para pengungsi yang melarikan diri akibat perubahan kepemimpinan politik di negara mereka. Banyak keluarga pengungsi datang dengan hanya membawa sebuah tas kecil untuk menyimpan barang-barang mereka. Meski ruang yang tersedia terbatas, beberapa keluarga dalam gereja kami membuka pintu rumah mereka untuk berbagi tempat tinggal.
Penerimaan yang murah hati seperti itu menggemakan perintah Allah kepada bangsa Israel sebelum mereka masuk ke tanah perjanjian. Sebagai masyarakat agraris, mereka memahami betapa krusialnya masa panen. Setiap butir bahan makanan yang dipanen sangat berguna untuk menjaga kelangsungan hidup mereka hingga masa panen berikutnya. Namun, Allah memerintahkan mereka untuk tidak kembali mengambil hasil panen yang terlewat. “Itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda” (Ul. 24:19). Kemurahan hati yang mereka tunjukkan bukanlah tindakan memberi ketika sudah berkecukupan, tetapi respons hati yang percaya penuh pada pemeliharaan Allah, supaya Dia “memberkati [mereka] dalam segala pekerjaan [mereka]” (ay. 19). Allah tidak pernah berkekurangan.
Sikap yang murah hati juga mengingatkan bangsa Israel pada masa lalu ketika mereka menjadi “budak di tanah Mesir” (ay. 22). Meski kita mungkin tidak pernah mengalami penindasan sedemikian rupa, kita semua pernah merasakan menjadi orang asing, atau berada dalam keadaan yang membutuhkan pertolongan. Saat memberi kepada orang lain, patutlah kita mengingat kebutuhan terdalam kita yang sudah dipenuhi oleh Kristus: kebebasan dari dosa. “Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Rm. 5:8).
Dengan bermurah hati, kita meneladan kemurahan hati Allah kita, yang “mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Kor. 9:7).
Oleh: Matt Lucas
Renungkan dan Doakan
Siapa atau kalangan mana yang kebutuhannya Allah mau Anda perhatikan? Apa yang dapat Anda berikan kepada mereka?
Ya Bapa, bukalah mataku, untuk menyadari siapa orang di sekitarku yang membutuhkan pertolonganku.
Amin
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Ulangan 24 memperlihatkan tindakan memungut sisa hasil ladang sebagai cara bagi umat Israel untuk menolong kaum yang miskin dan terpinggirkan. Alkitab mencatat beberapa contoh praktik ini (yang paling dikenal adalah kisah Rut), tetapi bangsa Israel sering kali gagal menjalankannya. Para nabi menegur mereka karena sikap mereka yang menolak bermurah hati dan menindas orang miskin. Pada akhirnya, pelanggaran ini menjadi salah satu alasan Allah membuang mereka (lihat Yesaya 1:17; Amos 4:1-3; Zakharia 7:9-10; Maleakhi 3:5).
Hari ini, Allah tetap ingin kita menunjukkan keramahtamahan dengan melayani mereka yang membutuhkan. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat terus bermurah hati kepada sesama dan merayakan kemurahan hati Allah. –Matt Lucas
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread

Tidak ada komentar:
Posting Komentar