Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu. –Amsal 1:5
Baca: Amsal 1:1-7
Ketika ditanya bagaimana awal mulanya ia menjadi wartawan, seorang pria bercerita tentang tekad kuat sang ibu agar ia dapat meneruskan pendidikannya. Setiap kali naik kereta bawah tanah, ibunya mengumpulkan koran yang ditinggalkan oleh para penumpang dan memberikan koran-koran itu kepadanya. Selain menikmati berita olahraga, koran-koran itu juga menyajikan pengetahuan tentang dunia, yang kemudian membuka pikirannya kepada banyak hal baru.
Anak-anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang alami dan kesenangan untuk belajar, sehingga sangat penting memperkenalkan Kitab Suci kepada mereka sejak usia dini. Mereka dapat tergugah oleh janji-janji Allah yang luar biasa, juga kisah-kisah memukau tentang tokoh-tokoh Alkitab. Dengan bertambahnya pengetahuan, mereka dapat mulai memahami konsekuensi dosa, perlunya mereka bertobat, dan sukacita yang dialami saat mempercayai Allah. Pasal pertama kitab Amsal, misalnya, adalah pengantar yang sangat baik tentang manfaat hikmat (Ams. 1:1-7). Permata-permata hikmat yang ditemukan akan memberikan pengertian tentang berbagai situasi yang dihadapi dalam kehidupan nyata.
Mengembangkan kesenangan untuk belajar, terutama mengenai kebenaran rohani, akan menolong kita bertumbuh semakin kuat dalam iman. Bahkan mereka yang telah hidup dalam iman selama puluhan tahun dapat terus mengejar pengenalan akan Allah sepanjang hidup mereka. Amsal 1:5 menasihatkan, “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu.” Allah tidak akan pernah berhenti mengajari kita apabila kita mau membuka hati dan pikiran kita kepada pimpinan dan perintah-Nya.
Oleh: Cindy Hess Kasper
Renungkan dan Doakan
Kebenaran baru apakah dari Kitab Suci yang Anda peroleh baru-baru ini? Apa yang dapat Anda lakukan untuk dapat terus memperdalam pemahaman Anda akan kebenaran Allah?
Bapa, teruslah membuka pikiran dan hatiku saat aku membaca Kitab Suci, agar aku dapat bertumbuh dalam pengetahuan dan hikmat.
Amin....
Selamat pagi selamat beraktifitas tetap semangat, Gbu
WAWASAN
Ciri yang menonjol dari puisi Ibrani adalah majas paralelisme. Baris kedua puisi dapat mencerminkan atau membalik gagasan di baris pertama. Di Amsal 1:5, baris kedua mencerminkan dan mengembangkan gagasan di baris pertama, dan ini disebut paralelisme "sintetis".
Baris pertama, "Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu", menyatakan bahwa hikmat bukan usaha sekali jadi. Orang bijak selalu ingin belajar lebih banyak. Lalu, baris kedua mengembangkan gagasan tersebut: “dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan”. Kata ”pertimbangan” ini berasal dari dunia bahari, menggambarkan cara awak kapal menarik tali-tali yang mengarahkan kapal di atas perairan. Dalam konteks ayat ini, “pertimbangan” memiliki arti mengarungi kehidupan. Paralelisme dalam amsal tersebut menekankan bahwa pembelajaran yang dilakukan terus-menerus memang penting, tetapi itu juga harus mengarahkan kita ke jalan yang lebih baik dalam kehidupan ini. –Jed Ostoich
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Suatu saat blog ini dapat menjadi besar, maka teruslah kelola dengan berkomitmen yang tinggi.
BalasHapus