Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, Tuhan yang Mahamulia, janganlah kalian membeda-bedakan orang berdasarkan hal-hal lahir. –Yakobus 2:1 (BIS)
Baca: Yakobus 2:1-4
Pada Januari 2020 terjadi musibah di dekat Los Angeles ketika sembilan orang tewas dalam kecelakaan helikopter. Kebanyakan berita tentang peristiwa tersebut diawali dengan pernyataan seperti ini: “Bintang NBA Kobe Bryant, putrinya Gianna (“Gigi”), dan tujuh orang lainnya tewas dalam kecelakaan tersebut.”
Memang wajar dan bisa dimengerti jika perhatian diarahkan kepada sosok terkenal yang menjadi korban dalam musibah mengerikan seperti ini. Kematian Kobe dan putrinya yang masih remaja, Gigi, sungguh meremukkan hati. Namun, kita harus ingat bahwa dalam kehidupan ini, sesungguhnya tidak ada yang membedakan “tujuh orang lainnya” (Payton, Sarah, Christina, Alyssa, John, Keri, dan Ara) dan membuat mereka menjadi kurang penting.
Terkadang kita perlu diingatkan bahwa setiap manusia itu penting di mata Allah. Dunia senang menyoroti orang-orang yang kaya dan terkenal. Namun, ketenaran tidak membuat seseorang lebih penting daripada tetangga di sebelah rumah Anda, anak-anak yang bermain di depan rumah Anda, kaum tunawisma yang kurang beruntung, atau Anda sendiri.
Setiap orang di dunia diciptakan dalam gambar Allah (Kej. 1:27), baik kaya maupun miskin (Ams. 22:2). Allah memperlakukan semua orang sama (Rm. 2:11), dan semua orang membutuhkan Juruselamat (3:23).
Kita memuliakan Allah yang mahabesar ketika kita menolak bersikap pilih kasih, baik dalam gereja (Yak. 2:1-4) maupun di tengah masyarakat.
Oleh: Dave Branon
Renungkan dan Doakan
Apa yang dapat Anda lakukan untuk menunjukkan kasih kepada siapa saja, baik miskin maupun kaya, terkenal maupun tidak? Bagaimana Yesus telah menunjukkan kasih seperti itu?
Bapa di surga, tolonglah aku untuk menunjukkan kasih dan kebaikan kepada semua orang, apa pun keadaan mereka dalam hidup ini.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Ketika Yakobus menegur orang-orang percaya yang menunjukkan sikap pilih kasih sebagai “hakim dengan pikiran yang jahat” (2:4), kemungkinan besar ia merujuk kepada kecenderungan umum pengadilan untuk berpihak kepada orang-orang kaya. Para hakim memiliki status sosial yang lebih tinggi dan sering tidak menghargai orang-orang dari tingkat ekonomi yang lebih rendah. Bahkan, keberpihakan hukum bagi orang-orang kaya sering menjadi bagian dari hukum resmi. Akan tetapi, hukum Allah mengecam perlakuan berat sebelah tersebut (Imamat 19:15), bahkan para filsuf Yunani pun menyebut prasangka terhadap orang-orang miskin sebagai tindakan amoral. Namun, Yakobus menyoroti kecenderungan umum untuk berpihak kepada orang-orang berstatus sosial tinggi, yang kemungkinan timbul dari keinginan mendapatkan untung dari kekayaan mereka. Ia berpendapat bahwa usaha menyenangkan hati orang-orang kaya dan berkuasa tidak membuat mereka yang melakukannya lebih baik daripada para hakim yang terang-terangan berat sebelah. Sebaliknya, ia menyerukan kepada orang-orang percaya untuk meneladani sikap Allah yang meninggikan kaum yang miskin dan terpinggirkan di masyarakat (Yakobus 2:5). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar