Kiranya Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, memberkati engkau dari Sion. –Mazmur 134:3
Baca: Mazmur 134
Saat itu pukul 3.00 di sebuah rumah sakit khusus kasus akut. Seorang pasien yang khawatir menekan bel untuk keempat kalinya dalam satu jam terakhir. Seorang perawat jaga malam menjawabnya tanpa mengeluh. Tak lama kemudian pasien lain berteriak menuntut perhatian. Perawat itu tidak heran. Lima tahun lalu ia meminta tugas jaga malam karena ingin menghindari hiruk-pikuk rumah sakit di siang hari. Namun, ia kini tersadar. Jaga malam sering kali membuatnya harus bekerja lebih keras, seperti mengangkat dan membalikkan pasien tanpa bantuan orang lain, atau mengawasi kondisi para pasien dengan cermat agar para dokter dapat diberi tahu ketika ada keadaan darurat.
Meski didukung oleh rekan-rekan sejawat yang ikut berjaga malam, perawat itu tetap kesulitan mendapatkan waktu tidur yang cukup. Karena melihat pekerjaannya cukup penting, ia sering meminta sesama jemaat untuk mendoakannya. “Puji Tuhan, doa mereka membuahkan hasil,” katanya.
Ucapan syukurnya sangat tepat untuk seorang pekerja malam—begitu juga bagi kita. Pemazmur menulis, “Mari, pujilah Tuhan, hai semua hamba Tuhan, yang datang melayani di rumah Tuhan pada waktu malam. Angkatlah tanganmu ke tempat kudus dan pujilah Tuhan!” (Mzm. 134:1-2).
Mazmur ini, yang ditulis untuk para imam Lewi yang melayani di bait Allah sebagai penjaga, menyadari pentingnya pekerjaan mereka dalam menjaga bait Allah siang dan malam. Dalam dunia kita yang tidak pernah berhenti, rasanya tepat untuk membagikan mazmur ini terutama kepada para pekerja malam. Namun, setiap dari kita juga dapat memuji Allah di malam hari. Mazmur itu lalu menambahkan, “Kiranya Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, memberkati engkau dari Sion” (ay. 3).
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Ketika mengingat para pekerja malam—seperti para perawat, petugas kebersihan, petugas garda depan—apa yang dapat Anda doakan bagi mereka? Mengapa dengan kita memuji Allah, Dia akan mengaruniakan berkat kepada para pekerja malam itu?
Allah terkasih, di jam-jam dini hari ketika aku terlelap, kirimlah berkat-Mu kepada para pekerja malam yang sedang melakukan tugas penting. Tolonglah aku untuk ingat memuji-Mu di malam hari.
Amin......
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Mazmur 120–134 adalah kumpulan lima belas lagu, yang disebut sebagai “Nyanyian Ziarah’ atau “Nyanyian Pendakian” di dalam kidung nyanyian orang Yahudi. Tiga kali setahun, semua laki-laki Yahudi harus datang ke Bait Allah di Yerusalem untuk merayakan tiga hari raya tahunan secara nasional, yaitu hari raya Roti Tidak Beragi (Paskah), hari raya Tujuh Minggu (Pentakosta), dan hari raya Pondok Daun (Ulangan 16:16). Karena Yerusalem terletak di daerah pegunungan (Mazmur 48:2-3; 125:2), para peziarah harus “mendaki” untuk mencapai Bait Allah. Oleh karena itu, mazmur-mazmur tersebut diberi keterangan “Nyanyian ziarah (atau pendakian)”.
Mazmur 134 merupakan nyanyian terakhir dalam rangkaian itu, suatu doa berkat dan penutup yang cocok bagi para peziarah. Penafsir Alkitab Warren Wiersbe menyatakan bahwa nyanyian ini mengingatkan kita bahwa ibadah kita kepada Allah tidak akan pernah berakhir (ay. 2), dan berkat-Nya tidak akan pernah berkesudahan (ay. 3). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar