Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” –Kejadian 1:3
Baca: Kejadian 1:1-5
Ketika putri saya masih sangat kecil, saya sering menyebutkan nama benda-benda yang ia temukan. Biasanya saya memperkenalkan sebuah benda atau membiarkan ia menyentuh sesuatu yang belum pernah ia kenal, dan memberitahukan nama benda itu agar ia mengerti dan menambah kosakata tentang dunia yang dijelajahinya. Saya dan suami pernah berharap kata pertama yang ia ucapkan adalah Mama atau Papa, tetapi ia mengejutkan kami dengan satu kata yang sama sekali tidak terduga. Bibirnya yang mungil menyebut kata telang, versi cadel dari kata terang yang baru saya ajarkan padanya.
Terang adalah salah satu firman pertama dari Allah yang tercatat untuk kita dalam Alkitab. Saat Roh Allah melayang-layang di atas Bumi yang gelap gulita, belum berbentuk, dan kosong, Allah memperkenalkan terang kepada ciptaan-Nya, dengan berfirman: “Jadilah terang” (Kej. 1:3). Dia menyatakan terang itu baik, suatu pernyataan yang kemudian ditegaskan kembali di sepanjang Kitab Suci. Pemazmur menjelaskan bahwa firman Allah menerangi pengertian kita (Mzm. 119:130), dan Yesus menyebut diri-Nya sebagai “terang dunia”, sumber terang bagi kehidupan (Yoh. 8:12).
Ucapan Allah yang pertama dalam penciptaan-Nya adalah memberi terang. Itu bukan karena Dia membutuhkan terang untuk melakukan pekerjaan-Nya, melainkan terang tersebut diperuntukkan bagi kita. Terang memampukan kita melihat Dia dan mengenali sidik jari-Nya pada ciptaan-Nya di sekeliling kita. Terang memampukan kita membedakan yang baik dari yang jahat, dan menolong kita mengikut Yesus selangkah demi selangkah di dunia ini.
Oleh: Kirsten Holmberg
Renungkan dan Doakan
Area mana saja dari hidup Anda yang paling membutuhkan terang Allah saat ini? Bagaimana terang-Nya telah menolong Anda di masa lalu?
Tuhan Yesus, terima kasih, Engkau telah menjadi terang hidup yang menerangi jalanku setiap hari.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Terang merupakan hal yang sangat penting dalam konsep bangsa Israel mengenai Allah, sehingga Kitab Suci Yahudi dimulai dengan kisah penciptaan terang yang menembus kegelapan (Kejadian 1:3). Allah Pemberi Terang ini juga dapat dilihat dalam pengakuan sang pemazmur bahwa Taurat adalah “pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Mazmur 119:105). Selain itu, salah satu benda kudus yang terpenting dalam kemah suci kuno adalah kandil emas (Keluaran 25:31), yang menyediakan penerangan bagi para imam yang melayani di tempat kudus. Bait tersebut sempat tercemar sekitar tahun 170 dan 160 SM, dan penyuciannya kembali dirayakan lewat Hari Raya Terang, yang disebut Hanukkah. Semua itu menegaskan pentingnya arti terang dalam kepercayaan Yudaisme. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar