Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. –Yakobus 1:22
Baca: Yakobus 1:19-27
Pertengkaran di lapangan parkir itu tidak hanya konyol tetapi juga tragis. Dua pengemudi mobil beradu mulut gara-gara mobil yang satu menghalangi mobil yang lain. Kata-kata kasar disemburkan di antara keduanya.
Yang paling menyedihkan adalah karena pertengkaran itu terjadi di lapangan parkir gereja. Kedua pria yang berselisih itu mungkin baru saja mendengar khotbah tentang kasih, kesabaran, atau pengampunan, tetapi isi khotbah tadi menguap begitu saja karena emosi sesaat.
Saya sempat tidak habis pikir melihat peristiwa itu, tetapi kemudian langsung tersadar bahwa saya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan mereka. Entah sudah berapa kali saya membaca Alkitab, tetapi beberapa saat kemudian melakukan dosa karena berprasangka buruk terhadap orang lain? Sudah berapa kali saya berperilaku “seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya” (Yak. 1:23-24)?
Yakobus mengajak para pembacanya untuk tidak hanya membaca dan merenungkan perintah Allah, tetapi juga melakukannya (ay. 22). Ia berkata, iman yang sempurna berarti mengetahui firman Allah dan juga menerapkannya dalam perbuatan.
Persoalan hidup dapat membuat kita kesulitan untuk menerapkan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci. Namun, jika kita meminta pertolongan Bapa, Dia pasti menolong kita menaati firman-Nya dan menyenangkan-Nya dengan perbuatan kita.
Oleh: Leslie Koh
Renungkan dan Doakan
Firman Allah apa yang pernah Anda baca dan dapat dilakukan hari ini? Apa yang mungkin menghalangi Anda untuk melakukannya?
Ya Allah, ampunilah aku yang sering tidak melakukan apa yang Engkau perintahkan. Berilah aku kekuatan dan kemauan untuk menaati-Mu, dengan perkataan, perbuatan, dan pikiran yang menyenangkan-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Kitab Yakobus sering disebut sebagai Amsal dalam Perjanjian Baru, karena pesannya berpusat sekitar hidup berhikmat menurut pandangan Kitab Suci. Bagian tengah dari perikop hari ini (1:22-25) menyoroti fokus tersebut.
Perintah “hendaklah kamu menjadi” pada ayat 22 berasal dari kata kerja perintah dalam bahasa Yunani, ginesthe, yang sederhananya berarti “jadilah”. Ini mengindikasikan tindakan yang berlangsung terus-menerus, dan bukan hanya satu tindakan tunggal yang sudah tuntas. Letaknya di awal kalimat dalam bahasa Yunani menekankan arti pentingnya dalam ayat tersebut. Jadi, secara harfiah, perintah Yakobus 1:22 berbunyi: “Jadilah, dan teruslah menjadi, pelaku firman dan bukan sekadar pendengar yang menipu diri sendiri.” Yakobus menekankan bahwa hidup orang percaya dicirikan oleh perbuatan-perbuatannya yang dipandu oleh Kitab Suci dan dimampukan oleh Roh Kudus. –J.R. Hudberg
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar