Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. –Lukas 23:34
Baca: Lukas 23:32-43
Sisa hidup Charla tidak lama lagi, dan ia menyadarinya. Suatu kali, saat Charla terbaring di rumah sakit, dokter bedah dan para dokter magang masuk ke kamarnya. Selama beberapa menit, si dokter mengabaikan Charla ketika menerangkan kondisinya yang sudah tidak tersembuhkan itu kepada para dokter magang. Akhirnya, ia menoleh ke Charla dan bertanya, “Bagaimana keadaanmu?” Charla tersenyum lemah, lalu dengan hangat bercerita tentang harapan dan kedamaiannya di dalam Yesus.
Sekitar dua ribu tahun lalu, tubuh Yesus yang telanjang dan penuh luka tergantung hina di atas kayu salib di depan orang banyak. Marahkah Dia kepada orang-orang yang telah menyiksa-Nya? Tidak. “Yesus berkata, ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat’” (Luk. 23:34). Meski dihukum secara tidak adil dan disalibkan, Yesus tetap mendoakan musuh-musuh-Nya. Kemudian, Yesus menyatakan kepada salah seorang penjahat yang juga tersalib bahwa ia akan segera bersama-Nya “di dalam Firdaus” karena imannya (ay. 43). Di tengah rasa sakit dan malu, Yesus memilih untuk membagikan kata-kata yang membawa pengharapan dan kehidupan karena kasih-Nya kepada orang lain.
Setelah Charla selesai bercerita tentang Kristus, ia balas bertanya kepada dokternya. Ia menatap lembut mata sang dokter yang berkaca-kaca, dan bertanya, “Bagaimana keadaan dokter sendiri?” Oleh kasih karunia dan kuasa Kristus, Charla telah membagikan kata-kata yang membawa kehidupan, dengan menunjukkan kasih dan kepedulian kepada sang dokter dan orang-orang yang hadir di kamarnya. Dalam situasi seberat apa pun yang kita hadapi hari ini maupun di hari esok, percayalah Allah akan memberikan keberanian untuk membagikan kata-kata pembawa kehidupan dengan penuh kasih.
Oleh: Tom Felten
Renungkan dan Doakan
Kesulitan dan kelemahan apa yang Anda hadapi akhir-akhir ini? Bagaimana Anda dapat bersandar kepada Yesus dalam masa-masa sulit tersebut?
Tuhan Yesus, aku memuji-Mu atas teladan kasih dan kerendahan hati-Mu. Tolonglah aku mencerminkan sifat-sifat-Mu dalam tutur kataku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Pada abad pertama, seorang laki-laki Yahudi pada umumnya mengenakan 5 potong sandang—alas kaki, sorban, ikat pinggang, kain pinggang, dan jubah luar. Setelah menyalibkan Yesus, para prajurit membagi-bagi pakaian-Nya sebagai upah karena telah melakukan tugas mereka (Lukas 23:34). Setelah setiap orang mengambil bagian pakaiannya, masih tersisa satu, yaitu jubah. Hal itu menyiratkan bahwa kain pinggang Yesus pun diambil, dan dengan demikian terenggut pula harkat manusiawi-Nya. Dalam penggenapan nyanyian Daud mengenai Sang Juruselamat, mereka melucuti Yesus sampai telanjang, lalu mengundi jubah-Nya. Demikian dituliskan Daud dalam Mazmur 22:18-19, yang menubuatkan terjadinya penyaliban, sekitar enam ratus tahun sebelum hukuman tersebut diciptakan manusia. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Biro Infokom HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar