Kasih setia-Mu besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan. –Mazmur 57:11
Baca: Mazmur 57
Pada tahun 1917, Frederick Lehman, seorang pengusaha asal California yang sedang diterpa kesulitan keuangan, menulis lirik bagi himne “The Love of God” (Kasih Allah, KPPK 27). Ia dengan cepat menulis dua bait pertama lagu ini, tetapi pada bait ketiga ia merasa menemui jalan buntu. Ia pun teringat pada sebuah puisi yang ditemukannya bertahun-tahun silam. Puisi itu digoreskan pada dinding penjara oleh seorang tahanan, sebagai ungkapan kesadarannya yang mendalam akan kasih Allah. Matra puisi itu kebetulan cocok dengan himne yang ditulis Lehman. Ia pun menjadikannya sebagai isi bait ketiga dari himne tersebut.
Seperti Lehman dan penyair dalam penjara tadi, adakalanya kita menghadapi kesulitan dan kemunduran. Saat merasa putus asa, kita dapat menggemakan kata-kata pemazmur Daud, yang berkata kepada Allah: “Dalam naungan sayap-Mu aku akan berlindung” (Mzm. 57:2). Kita bebas untuk “berseru kepada Allah” dengan membawa masalah-masalah kita (ay. 3), untuk berbicara kepada-Nya tentang cobaan berat yang kita alami dan ketakutan yang kita rasakan saat berada “di tengah-tengah singa” (ay. 5). Kita akan diingatkan pada kenyataan bahwa Allah telah memelihara kita di masa lalu, sehingga bersama Daud kita dapat berseru, “Aku mau menyanyi, aku mau bermazmur . . . . aku mau membangunkan fajar!” ( ay. 8-9).
“Kasih Allah amat besar,” ungkap himne ini, “lebih tinggi dari bintang.” Saat kita paling membutuhkan pertolongan, barulah kita menyadari betapa besar kasih Allah sesungguhnya—bahkan “sampai ke langit” (ay. 11).
Oleh: Kenneth Petersen
Renungkan dan Doakan
Kesulitan apa saja yang sedang Anda hadapi hari ini? Bagaimana pemeliharaan Allah bagi Anda di masa lalu?
Allah yang penuh kasih, aku sedang menghadapi masalah-masalah sulit, tetapi aku diingatkan akan kasih-Mu untukku dan pemeliharaan-Mu di sepanjang hidupku. Terima kasih.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu
WAWASAN
Keterangan di awal mazmur ini mengaitkan doa di dalamnya dengan pengalaman Daud yang sedang melarikan diri dari Saul ke dalam gua, yang berlangsung dua kali: Pertama di dalam gua Adulam (1 Samuel 22:1-2), lalu di dalam gua di padang gurun En-Gedi (24:2-14). Nada dominan dalam Mazmur 57 menunjukkan adanya kepercayaan yang mendalam meskipun di hadapan bahaya besar yang mengancam (ay. 7). Kepercayaan itu berakar dalam keyakinan pemazmur akan kuasa “Allah, Yang Mahatinggi” (ay. 3). Julukan “Allah, Yang Mahatinggi” mengacu kepada kemuliaan dan pemerintahan Allah atas semua bangsa dan manusia di muka bumi (47:3). Dengan percaya pada kemuliaan-Nya dan kepastian akan tindakan-Nya (57:4), pemazmur menemukan perlindungan di dalam Dia, bahkan bersukacita di tengah bahaya (ay. 8-9). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar