Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik. –Efesus 2:10
Baca: Efesus 2:1-10
Saya masih kecil saat mengintip melalui jendela ruang bayi di rumah sakit dan untuk pertama kalinya melihat bayi yang baru lahir. Ketika itu saya terkejut melihat seorang bayi mungil keriput dengan kepala kerucut tanpa rambut. Ibu bayi itu berdiri di dekat kami, dan berulang kali mengatakan kepada semua orang, “Cantik, ya?” Saya teringat pada peristiwa itu saat menyaksikan video seorang ayah muda yang dengan lembut menyanyikan lagu “You Are So Beautiful” (Kau Sangat Indah) kepada bayi perempuannya. Bagi ayahnya yang terpesona, gadis kecil itu adalah hal terindah yang pernah diciptakan Allah.
Begitukah cara Allah memandang kita? Efesus 2:10 mengatakan bahwa kita adalah “buatan” Allah, mahakarya-Nya. Ketika menyadari segala kekurangan yang ada pada diri kita, mungkin sulit rasanya menerima kenyataan bahwa Dia sangat mengasihi kita, atau percaya bahwa kita berharga di mata-Nya. Namun, Allah tidak mengasihi kita karena kita layak dikasihi (ay. 3-4); Dia mengasihi kita karena Dia adalah kasih (1 Yoh. 4:8). Kasih-Nya merupakan kasih karunia, dan Dia menunjukkan kedalaman kasih-Nya ketika, melalui pengorbanan Yesus, Dia “menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus”, ketika kita telah mati oleh dosa-dosa kita (Ef. 2:5,8).
Kasih Allah tidak pernah berubah. Kasih-Nya tetap untuk selama-lamanya. Dia mengasihi yang tidak sempurna, yang rusak, yang lemah, dan yang hidupnya berantakan. Saat kita jatuh, Dia ada untuk mengangkat kita kembali. Kita adalah harta yang berharga bagi-Nya, dan sungguh indah di mata-Nya.
Oleh: Cindy Hess Kasper
Renungkan dan Doakan
Apa artinya mengetahui bahwa “Allah adalah kasih”? Bagaimana Anda dapat menerima kebenaran tentang kasih Allah yang tidak berkesudahan bagi Anda, saat Anda merasa tak layak menerimanya?
Bapa yang mulia, terima kasih atas kasih-Mu padaku.
Amin.....
Selamat menjalani hari Minggu ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Dalam Efesus 1–2, Paulus melukiskan gambaran indah mengenai rencana penyelamatan Allah yang luar biasa. Pembaca awalnya (jemaat Efesus) sudah percaya kepada Yesus (1:1), dan telah menerima Roh Kudus (ay. 13). Namun, mereka masih berada di awal perjalanan iman mereka dalam mengikut Kristus. Paulus berdoa “supaya Ia menjadikan mata hati [mereka] terang” (ay. 18). Menurut pendeta dan penulis D. Martyn Lloyd-Jones dalam buku God’s Way of Reconciliation, Paulus rindu agar mereka (dan kita) meyakini “kuasa [besar] Allah bagi semua yang percaya. . . . Kita harus menyadari kuasa Allah yang terwujud nyata di dalam karya keselamatan-Nya. Tidak ada yang lebih penting dari itu.” Oleh kasih karunia-Nya (2:5-10), tidak ada yang dapat memisahkan kita dari Dia (Roma 8:35-39). –Alyson Kieda
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar