Saudaramu akan bangkit. –Yohanes 11:23
Baca: Yohanes 11:17-27
Saat mengunjungi sebuah kota kecil di Afrika Barat, pendeta saya yang berkebangsaan Amerika memastikan dirinya datang tepat waktu untuk kebaktian Minggu pukul 10.00. Meski demikian, ia mendapati ruang ibadah di gereja sederhana tersebut kosong. Jadi ia menunggu. Satu jam. Dua jam. Akhirnya, ketika pendeta setempat tiba setelah menempuh perjalanan panjang, diikuti beberapa anggota paduan suara dan sekelompok penduduk kota yang ramah, ibadah pun dimulai sekitar pukul 12.30, “setelah genap waktunya”, demikian kata pendeta saya. “Roh Kudus menyapa kami, dan Allah tidak terlambat.” Pendeta saya mengerti budaya di sana berbeda karena alasan-alasan yang wajar.
Waktu sepertinya relatif, tetapi sifat Allah yang sempurna dan tepat waktu ditegaskan di sepanjang Kitab Suci. Setelah Lazarus sakit dan meninggal, Yesus tiba empat hari kemudian dan saudara-saudara perempuan Lazarus pun menanyakan alasannya. Kata Marta kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati” (Yoh. 11:21). Kita mungkin berpikiran demikian juga, sambil bertanya-tanya mengapa Allah tidak segera menyelesaikan masalah kita. Namun, lebih baik kita menunggu jawaban dan kuasa-Nya dalam iman.
Teolog Howard Thurman pernah menulis, “Kami menunggu, ya Bapa, sampai akhirnya sesuatu dari kekuatan-Mu menjadi kekuatan kami, dan sesuatu dari hati-Mu menjadi hati kami, sesuatu dari pengampunan-Mu menjadi pengampunan kami. Kami menunggu, ya Allah, kami menunggu.” Kemudian, seperti yang terjadi pada Lazarus, Allah menjawab kita dengan ajaib oleh karya-Nya yang tidak pernah terlambat.
Oleh: Patricia Raybon
Renungkan dan Doakan
Apa yang sedang Anda nantikan agar Allah kerjakan atau sediakan bagi Anda? Bagaimana Anda dapat menantikan-Nya dalam iman?
Ya Bapa, aku akan menantikan-Mu. Berkati aku dengan kekuatan dan pengharapan yang setia dalam penantianku.
Amin...
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Adat-istiadat orang Yahudi mewajibkan jenazah dikuburkan dalam waktu dua puluh empat jam setelah meninggal. Dalam Yohanes 11, dikisahkan bahwa Lazarus telah berada di dalam kubur selama empat hari ketika Yesus tiba (ay. 17,39) untuk menunjukkan besarnya mukjizat yang terjadi. Ini bukanlah situasi darurat ketika seseorang yang terkena serangan jantung dihidupkan kembali. Lazarus telah jauh melampaui batas waktu untuk hal tersebut. Sebelumnya, Yesus pernah membangkitkan dua orang mati (Lukas 7:11-17; 8:49-56), tetapi kebangkitan-kebangkitan itu terjadi sebelum jenazah membusuk. Menurut pengajaran para rabi, roh orang mati melayang-layang di sekitar jenazah selama tiga hari setelah kematian dengan harapan dapat bersatu kembali dengan raganya. Namun, roh akhirnya akan pergi setelah tubuhnya membusuk. Itulah yang terjadi dengan Lazarus: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati” (Yohanes 11:39). –K.T. Sim
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar