Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu. –Mazmur 61:3
Baca: Mazmur 61
Russell Moore, penulis sekaligus teolog, bercerita bagaimana ia menyadari keheningan yang membuatnya merinding saat berada di sebuah panti asuhan di Rusia, tempat ia mengadopsi anak laki-lakinya. Belakangan ia diberi tahu bahwa bayi-bayi tersebut berhenti menangis karena mereka belajar tidak ada orang yang bakal menanggapi tangisan mereka.
Saat sedang menghadapi prahara kehidupan, terkadang kita merasa tidak ada yang mendengar atau mempedulikan kita. Yang terburuk adalah ketika kita menganggap Allah sendiri tidak peduli pada jeritan pilu dan air mata kita. Namun, sesungguhnya tidak demikian! Untuk itulah kita membutuhkan ungkapan permohonan dan keluhan yang kita temukan di sepanjang Kitab Mazmur. Para pemazmur memohon pertolongan Allah, tetapi juga mengeluhkan situasi yang menimpa mereka kepada Allah. Dalam Mazmur 61, Daud menaikkan permohonan dan keluhannya kepada Allah Penciptanya, dengan berkata, “Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku” (ay. 3). Daud berseru kepada Allah karena ia tahu hanya Dialah “tempat perlindungan” dan “menara yang kuat” baginya ( ay. 4).
Menaikkan doa permohonan dan keluhan seperti yang dilakukan para pemazmur adalah salah satu cara kita menegaskan kedaulatan Allah, sekaligus memohon Dia bertindak seturut kebaikan dan kesetiaan-Nya. Doa-doa tersebut menjadi bukti kedekatan relasi yang kita miliki dengan Allah. Di tengah masa-masa sulit, bisa saja kita terbuai oleh ilusi bahwa Dia tidak peduli kepada kita, padahal kenyataannya tidak demikian. Dia benar-benar mendengar setiap permohonan dan keluhan kita. Dia selalu menyertai kita.
Oleh: Glenn Packiam
Renungkan dan Doakan
Bagaimana Anda dikuatkan ketika tahu bahwa Allah sungguh-sungguh mendengarkan jeritan hati Anda? Permohonan dan keluhan apa yang ingin Anda ceritakan kepada-Nya hari ini?
Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk menaikkan permohonan, keluhan, dan pujianku kepada-Mu.
Amin.....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu...
WAWASAN
Latar belakang Mazmur 61 sulit dipastikan karena keterangan singkat yang mengawalinya hanya memberikan instruksi musikal secara singkat: “Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Dari Daud.” Apa yang kita ketahui? Mazmur itu sendiri berisi penyembahan dan—dengan penekanan pada raja sebagai biduannya—jelas memenuhi syarat sebagai jenis mazmur kerajaan. Selain itu, beberapa ahli melihat adanya ciri-ciri ratapan dalam kidung ini, terutama di ayat 2, yang berkata, “karena hatiku lemah lesu.” Pernyataan ini tampak seperti ungkapan hati yang dibebani pergumulan hidup dan perlunya penyelamatan—karena itu Allah disebut sebagai “tempat perlindungan” dan “menara” (ay. 3-4). Mazmur ini mungkin ditulis ketika Daud diusir dari takhta kerajaan oleh putranya, Absalom, karena berbagai hal yang merujuk pada perannya sebagai raja tidak mungkin cocok apabila yang dimaksud adalah pengejaran Daud oleh Raja Saul. –Bill Crowder
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar