Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku. –Kejadian 21:6
Baca: Kejadian 21:1-7
Komedian John Branyan pernah berkata, “Tawa bukanlah hasil pemikiran manusia; itu bukan ide kita. Tawa diberikan kepada kita [oleh Allah] yang tahu bahwa kita akan membutuhkannya dalam menjalani kehidupan. [Karena] Dia tahu kita akan menanggung penderitaan, Dia tahu kita akan menghadapi berbagai pergumulan, Dia tahu . . . banyak hal akan terjadi. . . . Tawa adalah anugerah.”
Tawa dapat muncul ketika kita melihat makhluk-makhluk ciptaan Allah, baik dari keunikannya (seperti platipus berparuh mirip bebek) maupun kejenakaannya (seperti berang-berang yang ceria). Allah menciptakan mamalia yang hidup di dalam laut dan burung-burung berkaki panjang yang tidak dapat terbang. Allah jelas memiliki selera humor; dan karena kita diciptakan menurut gambar-Nya, kita pun dapat menikmati kebahagiaan dari tawa.
Pertama kalinya kita melihat kata tawa dalam Alkitab adalah pada kisah Abraham dan Sara. Allah menjanjikan seorang anak bagi pasangan lansia ini: “Anak kandungmu . . . akan menjadi ahli warismu” (Kej. 15:4). Lalu, Allah berkata, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang . . . Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu” (ay. 5). Ketika Sara akhirnya melahirkan pada usia sembilan puluh tahun, Abraham menamai anak mereka Ishak, yang berarti “tertawa”. Sara pun berseru, “Allah telah membuat aku tertawa; setiap orang yang mendengarnya akan tertawa karena aku” (21:6 ). Sara kagum dapat merawat seorang anak pada usianya yang telah lanjut! Allah mengubah tawa Sara yang skeptis ketika mendengar dirinya akan memiliki anak (18:12) menjadi tawa lepas karena bahagia.
Terpujilah Allah atas anugerah berupa tawa!
Oleh: Alyson Kieda
Renungkan dan Doakan
Kapan tawa menjadi “obat mujarab” bagi kesusahan hidup Anda? Bagaimana menemukan humor dalam hidup sehari-hari dapat membantu Anda melewati masa-masa yang sulit?
Ya Allah, terima kasih untuk anugerah tawa yang kuterima dari-Mu.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....
WAWASAN
Kejadian 17:17 adalah pertama kalinya “tertawa” disebutkan dalam Kitab Kejadian, yaitu ketika Abraham menertawakan kabar bahwa istrinya bisa memiliki anak pada usia sembilan puluh tahun. Beberapa penafsir berpendapat bahwa tawa Abraham adalah tawa kegembiraan; sementara yang lain percaya itu adalah tawa tanda skeptis. Sara juga digambarkan menertawakan kabar itu setelah mendengar tamu yang dikirim oleh Allah bernubuat bahwa ia dan Abraham akan memiliki seorang putra (18:12-15). Belakangan, kata Ibrani yang sama digunakan untuk mengungkapkan reaksi Ismail, putra Abraham dan Hagar. Kata “main” dalam versi TB (21:9) diterjemahkan sebagai "mengolok-olok" dalam versi TL, sementara versi AVB menerjemahkannya sebagai "tertawa". Kita tidak mendapat kejelasan mengapa Sara bereaksi dengan sangat marah, dan ini menjadi perdebatan di antara para ahli. Beberapa berpendapat bahwa tawa Ismail bersifat mengejek atau mempermainkan Ishak, sementara yang lain berpendapat bahwa tawa Ismail dianggap oleh Sara sebagai ancaman terhadap peran Ishak dalam keluarga. –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / BIRO INFOKOM HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar