Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. –Galatia 5:1
Baca: Galatia 5:1-7, 13-15
Setiap tanggal 19 Juni di Texas, kampung halaman saya, diadakan pawai dan piknik yang meriah di tengah komunitas kulit hitam. Namun, saat sudah beranjak remaja, saya baru mengetahui makna memilukan di balik perayaan Juneteenth (paduan dari kata “June” dan “nineteenth”). Juneteenth diselenggarakan untuk memperingati hari ketika para budak di Texas pada tahun 1865 akhirnya menyadari bahwa Proklamasi Emansipasi yang membebaskan mereka dari perbudakan telah disahkan oleh Presiden Abraham Lincoln—dua setengah tahun sebelumnya. Selama itu para budak di Texas masih hidup dalam perbudakan karena tidak tahu tentang kebebasan mereka.
Bukan hal yang mustahil kita masih hidup dalam perhambaan meski telah dibebaskan. Dalam surat kepada jemaat di Galatia, Paulus menulis tentang bentuk perhambaan yang lain: menjalani kehidupan di bawah aturan-aturan agamawi yang memberatkan. Dalam sebuah ayat yang penting, Paulus mengingatkan mereka: “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan” (Gal. 5:1). Orang-orang percaya di dalam Yesus telah dibebaskan dari aturan-aturan buatan manusia, termasuk soal apa yang boleh dimakan dan siapa yang boleh dijadikan teman. Akan tetapi, masih banyak orang percaya yang hidup dalam perhambaan tersebut.
Bisa jadi kita sendiri masih melakukan hal yang sama. Namun, sesungguhnya, begitu kita percaya kepada Tuhan Yesus, Dia membebaskan kita dari kehidupan yang tertekan oleh rasa takut terhadap standar agamawi buatan manusia. Kemerdekaan telah diproklamasikan. Marilah kita hidup dalam kemerdekaan itu dengan kuasa-Nya.
Oleh: Lisa M. Samra
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda terjebak dalam aturan-aturan agamawi yang mengekang Anda? Bagaimana Anda dapat mengalami kebebasan dalam Kristus?
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah membebaskanku dari beban aturan-aturan agamawi yang mengekangku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Kitab Galatia membahas salah satu masalah paling berat yang dihadapi umat Tuhan mula-mula: bagaimana memahami dan berhubungan dengan tuntutan hukum Taurat, terutama bagi orang percaya non-Yahudi. Apakah orang percaya non-Yahudi wajib disunat dan mengikuti segi-segi hukum Taurat lainnya? Ada sebagian orang yang mengajarkan hal itu. Namun, pertemuan Paulus dengan Yesus yang telah bangkit, meyakinkannya bahwa hukum Taurat harus ditafsirkan secara berbeda, yaitu menuntun kepada Kristus dan menemukan pemenuhan di dalam Dia (Galatia 2:19-21). Menuntut orang percaya untuk mengikuti hukum Taurat ketika Kristus telah membuat mereka benar di hadapan Allah dan memerdekakan mereka (5:1, 4-6) adalah “suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil” (1:6-7). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread/ GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar