• Ibadah Sejati

    Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka. –Yakobus 1:27


    Baca: Yakobus 1:19-27


    Pada musim panas setelah tahun kedua saya di bangku kuliah, seorang teman sekelas tiba-tiba meninggal dunia. Padahal baru beberapa hari sebelumnya kami bertemu dan ia terlihat baik-baik saja. Kami masih muda dan merasakan hidup sedang jaya-jayanya. Kami bahkan baru saja mengikat janji persaudaraan dalam komunitas mahasiswa di kampus.


    Namun, yang paling saya ingat mengenai kematian teman saya ini adalah menyaksikan bagaimana teman-teman sepersaudaraan kami menerapkan apa yang disebut Yakobus sebagai “ibadah yang murni” (Yak. 1:27). Teman-teman dalam komunitas mahasiswa tadi berlaku seperti saudara laki-laki bagi adik perempuan teman kami. Mereka menghadiri pesta pernikahannya, bahkan datang jauh-jauh untuk menghadiri acara tujuh bulanan kehamilannya, bertahun-tahun setelah teman kami meninggal. Salah seorang dari mereka bahkan memberikan ponsel kepada sang adik supaya ia dapat menghubunginya jika membutuhkan sesuatu.


    Ibadah sejati, menurut Yakobus, adalah “mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka” (ay. 27). Meski adik teman kami bukan yatim piatu secara harfiah, ia sudah tidak memiliki saudara laki-laki. “Saudara-saudara” barunya itulah yang mengisi kekosongan itu.


    Inilah yang dapat dilakukan oleh kita semua yang ingin mempraktikkan kehidupan yang sejati dan murni di dalam Yesus, yakni “menjadi pelaku firman” (ay. 22), termasuk memperhatikan mereka yang membutuhkan (2:14-17). Iman kita kepada Allah memanggil kita untuk menolong yang lemah sambil tetap menjaga diri dari pengaruh buruk dunia dengan pertolongan-Nya. Itulah ibadah sejati yang berkenan kepada Allah.


    Oleh: Katara Patton


    Renungkan dan Doakan

    Pernahkah Anda melihat ibadah sejati diterapkan? Bagaimana Anda dapat menunjukkan iman yang murni itu kepada sesama?


    Bapa Surgawi, tuntunlah aku dan celikkan mataku untuk melihat siapa saja yang paling membutuhkan pertolonganku.

    Amin....

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.......


    WAWASAN

    Empat orang bernama Yakobus muncul dalam Perjanjian Baru. Siapa di antara mereka yang menulis Kitab Yakobus? Yakobus saudara Yohanes mati martir pada tahun 44 M (Kisah Para Rasul 12:2). Kebanyakan ahli Alkitab percaya bahwa Surat Yakobus ditulis pada tahun 48 M atau sesudahnya. Yakobus ayah Yudas (bukan Iskariot) disebutkan hanya satu kali (Lukas 6:16), jadi hampir pasti bukan dirinya yang menulis kitab itu. Beberapa ahli berpendapat bahwa penulisnya adalah Yakobus anak Alfeus (Markus 3:18). Namun, kebanyakan ahli percaya bahwa penulis Kitab Yakobus adalah saudara tiri Yesus. Segera setelah kenaikan Yesus ke surga (Kisah Para Rasul 1:9-10), kita melihat Yakobus ini disebut (ay. 13). Teks Alkitab menyebutkan bahwa sesudah kenaikan Kristus, para murid kembali ke ruang atas bersama “dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus” (ay. 14; lihat juga Markus 6:3). Yakobus saudara Yesus memenuhi persyaratan penting kerasulan, karena ia telah melihat Yesus sesudah kebangkitan-Nya (1 Korintus 15:7). –Tim Gustafson


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    Our Daily Bread / GEBADA HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB