Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu. –Yeremia 1:9
Baca: Yeremia 1:4-9
Sering kali, para orator paling hebat dalam sejarah adalah pemimpin-pemimpin yang telah menggunakan suara mereka untuk membawa perubahan positif. Orang-orang seperti Frederick Douglass, yang pidatonya mengenai abolisi dan kebebasan memicu gerakan yang mendorong diakhirinya praktik perbudakan di Amerika Serikat. Bayangkan apa yang terjadi jika ia memilih diam? Kita semua memiliki kapasitas untuk menggunakan suara kita untuk menginspirasi dan membantu orang lain, tetapi rasa takut untuk angkat bicara dapat melumpuhkan kita. Saat rasa takut menguasai, kita dapat memandang kepada Allah, sumber hikmat dan pengobar semangat kita.
Ketika Yeremia dipanggil Allah untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa, ia langsung meragukan kemampuannya sendiri. Ia berseru, “Ah, Tuhan Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda” (Yer. 1:6). Namun, Allah tidak membiarkan ketakutan Yeremia menghalangi panggilan ilahinya untuk menginspirasi sebuah generasi melalui suaranya. Sebaliknya, Dia memerintahkan sang nabi untuk mempercayai-Nya dengan menyampaikan dan melakukan apa pun yang Dia perintahkan (ay. 7). Selain meneguhkan Yeremia, Allah juga memperlengkapinya. “Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu” (ay. 9), firman-Nya untuk meyakinkan Yeremia.
Ketika kita meminta Allah untuk menunjukkan bagaimana Dia ingin memakai kita, Dia akan memampukan kita untuk memenuhi tujuan hidup kita. Dengan pertolongan-Nya, kita dapat dengan berani menggunakan suara kita untuk membawa dampak positif bagi orang-orang di sekitar kita.
Oleh: Kimya Loder
Renungkan dan Doakan
Pernahkah Anda merasa takut menggunakan suara Anda? Bagaimana Anda dapat mengandalkan kekuatan dan hikmat Allah untuk angkat bicara?
Bapa Surgawi, berilah aku kekuatan untuk menggunakan perkataanku, demi membawa kebaikan bagi orang-orang di sekitarku.
Amin....
Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu.....
WAWASAN
Kisah Allah memanggil Nabi Yeremia (Yeremia 1:4-10) menekankan bahwa Allah sajalah yang memanggil dan memampukan kita. Allah menekankan bahwa Yeremia telah dipanggil untuk pelayanan kenabiannya bahkan sebelum ia dibentuk dalam rahim ibunya (ay. 5). Demikian pula, Rasul Paulus menyebut Allah telah memanggilnya untuk melayani jauh sebelum ia dilahirkan (Galatia 1:15). Cara Yeremia menjawab panggilan Allah mirip dengan Musa (Keluaran 4:10), dengan mempertanyakan apakah ia memang cocok untuk panggilan itu (Yeremia 1:6). Sama seperti terhadap Musa, Allah menuntut ketaatan Yeremia dan meyakinkannya bahwa kuasa-Nya akan menyertainya (ay. 4-8). Kemudian, Allah “menjamah mulut [Yeremia],” kemungkinan untuk menyucikannya, dan menaruh perkataan-Nya sendiri ke dalam mulut Yeremia (ay. 9). Akhirnya, Allah memberi tahu Yeremia tentang fokus unik dari pelayanan kenabiannya, yaitu untuk “mencabut dan merobohkan” (ay. 10). –Monica La Rose
Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti
Our Daily Bread / GEBADA HKI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar