• Kata - kata Perpisahan

    Tuhan tidak lalai . . . Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa. –2 Petrus 3:9


    Baca: 1 Samuel 12:1, 19-24


    Menjelang akhir hidupnya, John M. Perkins menitipkan satu pesan untuk orang-orang yang akan ia tinggalkan. Perkins, yang terkenal karena seruannya tentang rekonsiliasi rasial, berkata, “Pertobatan adalah satu-satunya jalan untuk kembali kepada Allah. Jika tidak bertobat, kalian semua akan binasa.”


    Ucapan tersebut mirip yang dikatakan oleh Yesus dan banyak tokoh lain dalam Alkitab. Kristus berkata, “Jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa” (Luk. 13:3). Rasul Petrus berkata, “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan” (Kis. 3:19).


    Jauh sebelumnya dalam Alkitab, kita membaca juga perkataan seseorang yang merindukan bangsanya kembali kepada Allah. Dalam kata-kata perpisahannya “kepada seluruh orang Israel” (1 Sam. 12:1), nabi, imam, dan hakim bernama Samuel berkata, “Jangan takut; memang kamu telah melakukan segala kejahatan ini, tetapi janganlah berhenti mengikuti Tuhan, melainkan beribadahlah kepada Tuhan dengan segenap hatimu” (ay. 20). Itulah pesannya mengenai pertobatan—agar bangsa itu berbalik dari kejahatan dan mengikuti Allah dengan sepenuh hati.


    Kita semua telah berdosa dan gagal memenuhi standar Allah. Karena itu, kita perlu bertobat, yang berarti berpaling dari dosa dan berbalik kepada Yesus, yang mengampuni dan memampukan kita untuk mengikut Dia. Mari dengarkan kata-kata dari dua pria tadi, John Perkins dan Samuel, yang menyadari bahwa Allah sanggup menggunakan kuasa pertobatan untuk mengubah kita menjadi pribadi-pribadi yang akan Dia pakai demi kemuliaan-Nya.


    Oleh: Dave Branon


    Renungkan dan Doakan

    Mengapa sangat penting bagi kita untuk berpaling dari dosa dan memohon Kristus mengampuni kita? Apa artinya bagi Anda untuk mengikut Allah sepenuh hati?


    Ya Allah, bimbinglah aku kepada pertobatan sejati. Tolonglah aku menyadari dosaku dan percaya sepenuhnya pada Tuhan Yesus yang sanggup menyelamatkanku.

    Selamat menjalani hari ini dengan semangat dan Kekuatan dari Tuhan, Gbu....


    WAWASAN

    Ketika Allah membebaskan umat Israel dari perbudakan Mesir untuk menjadikan mereka “kerajaan imam dan bangsa yang kudus” (Keluaran 19:6), Dia secara khusus memerintahkan mereka untuk tidak mengikuti cara hidup para tetangga mereka yang menyembah berhala atau memuja ilah-ilah mereka (23:32; Ulangan 7:1-6). Israel adalah kerajaan teokratis, yang berarti bahwa Allah adalah Hakim dan Raja mereka (Yesaya 33:22; 43:15), dan mereka harus hidup menurut ketetapan-ketetapan-Nya (Ulangan 26:16-19). Allah telah mengantisipasi hari ketika bangsa Israel akan meminta seorang raja (17:14-19), supaya mereka menjadi sama “seperti segala bangsa-bangsa lain” (1 Samuel 8:5,20). Dengan menolak menjadi “bangsa yang kudus” (Keluaran 19:6), bangsa Israel menolak jalan Allah dan kekuasaan-Nya atas mereka, demi mengikuti jalan bangsa-bangsa penyembah berhala dan allah-allah lain (1 Samuel 8:7-8). Allah memperingatkan bangsa Israel mengenai konsekuensi dari meminta raja yang mereka kehendaki (ay. 10-21). –K.T. Sim


    Anda bisa memberikan dampak yang lebih berarti


    Our Daily Bread / GEBADA HKI

  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Pematangsiantar, Sumatera Utara, Indonesia
Pengamat Sosial

Bertumbuh dalam Allah 2025-07-07

Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah. –2 Timotius 2:15 Baca: 2 Timotius 2:14-16, 22-26 Pada tahun-tahun pertamanya sebagai seora...

Halaman FB